Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Fenomena Bertanya Nama Jalan Jelang Pemilu

24 Januari 2024   10:15 Diperbarui: 24 Januari 2024   10:34 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: Kompas

"Malu bertanya sesat di jalan," begitu peribahasa yang sering kita dengar apabila seseorang sesat atau salah arah di jalan. Peribahasa ini sangat tepat digunakan bagi seseorang yang belum mengenal suatu jalan atau apapun untuk menanyakan kejelasan.

Jika seseorang malu untuk bertanya, yang bersangkutan bisa tersesat di jalan atau tidak bisa tiba di tempat yang dituju dengan baik. Jadi agar tidak tersesat di jalan, bertanyalah kepada orang terdekat yang ditemui dan mintakan bantuan untuk menunjukkan arah jalan yang dituju.

Dahulu, pada saat pemilihan umum (pemilu) belum dimulai, menanti jawaban dari orang yang ditanya tentang nama jalan yang dituju, biasanya menyenangkan karena informasi yang disampaikan singkat, padat dan jelas.
 
"Oh Bapak mencari rumah Pak Anu? Bapak berkendara lurus saja di jalan ini. Pas perempatan kedua, belok kanan. Nah di ujung jalan itulah rumah Pak Anu," begitu penjelasan orang yang ditanya.

Kalau sekarang?

"Oh Bapak mencari rumah Pak Anu? Bapak berkendara lurus saja di jalan ini. Pas perempatan kedua ada warung makan bu Ida dan ada baliho caleg partai X memakai baju koko berpeci hitam dan baliho caleg Y yang juga berbaju putih serta baliho capres/cawapres nomor sekian, Bapak bisa belok kanan. Kalau sudah belok kanan, coba lihat baliho warna abu-abu bergambar Caleg partai Z sedang bagi-bagi sembako"

"Di situ rumah Pak Anu?"

"Bukan, rumah Pak Anu masih beberapa rumah lagi. Bapak lewati rumah yang di depannya ada baliho bergambar mamah muda dari partai rengginang. Gambarnya yang sedang menggoreng ikan ya, bukan yang sedang menumis kangkung. Nanti bisa terlewat"

"jadi rumah Pak Anu di samping rumah tersebut?"

"Bapak berkendara sedikit lagi ke ujung jalan,"

"Jadi rumah Pak Anu di ujung jalan?"

"Iya yang di ujung jalan, tapi yang di depannya ada baliho caleg partai M, kan Pak Anu ikut juga nyaleg. jadi di depan rumahnya pun dipasang baliho agar tetangga-tetangganya paham dan ikut mendukung".

"Q@3% ... q%^@#4 ... eh iya, terima kasih pak".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun