Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Perlu Memaafkan di Hari Lebaran?

25 Mei 2020   08:21 Diperbarui: 25 Mei 2020   16:59 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi maaf-maafan ketika lebaran. (Sumber: THINKSTOCKS/MHATZAPA)

"Kalau semuanya menyampaikan permohonan maaf, namun tidak ada yang menyatakan menerima permohonan maafnya tersebut, apakah lantas permohonan tersebut diterima dan kesalahannya dimaafkan?" begitu tanyanya lebih lanjut.

"Wah kalau pernyataannya seperti itu, bisa jadi nantinya hanya sedikit orang yang akan memohon maaf karena takut dipandang telah berbuat salah," jawab yang lain

"Lalu apa maksudnya memohon maaf di akhir Ramadhan apabila orang yang menyampaikannya memang tidak merasa berbuat salah?. Kenapa pula hanya disampaikan saat Lebaran, kenapa tidak setiap hari atau saat melakukan suatu kesalahan" tanya orang yang pertama kali berkomentar

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya akan membahasnya dengan melihat pada kondisi individu dan sosiologis masyarakat Indonesia.

Secara individu, kita melihat bahwa salah satu kekurangan manusia adalah suka berbuat salah dan dosa, karenanya dibutuhkan cara untuk menutupi kekurangannya tersebut kepada sesama manusia.

Saat seseorang berbuat salah dan dosa kepada orang lain, Islam mengajarkan untuk meminta maaf. Karena maaf hanya datang jika seseorang menyadari kesalahannya, sehingga dengan tulus memintanya. Bukan hanya itu, Islam pun mengajarkan setiap manusia untuk saling memaafkan.

Seperti disebutkan dalam Al Quran Surat Ali 'Imran ayat 134, seorang Muslim yang bertakwa dianjurkan untuk mengambil paling tidak satu dari tiga sikap dari seseorang yang melakukan kekeliruan terhadapnya, yaitu menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik terhadapnya.

Dan dalam surat yang lain disebutkan "Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan, sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang. Maka, maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik." (QS AL Hijr:85)

Untuk bisa memohon maaf dan memaafkan, seseorang mesti terus berlatih untuk meningkatkan kelapangan dan kerendahaan hatinya antara lain dengan berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan.

Puasa bukan sekedar menahan lapar dan haus, namun hakikat puasa adalah melatih seorang Muslim untuk senantiasa bersabar. Sikap sabar selama Ramadhan adalah kunci menuju kemenangan yang hakiki, seperti sabda Rasulullah SAW,"Puasa itu separuh sabar." (HR. Ibnu Majah)

Berbekal kesabaran yang diraih selama Ramadhan maka pesan yang ingin disampaikan ssaat menyampaikan permohonan maaf di hari Lebaran adalah bahwa dengan segala kerendahan hati memohon maaf atas segala salah dan khilafnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun