Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jejak Bung Karno Menggali Mutiara Pancasila di Ende

9 September 2019   06:12 Diperbarui: 9 September 2019   17:59 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Pengasingan Bung Karno saat ini/foto Aris Heru Utomo

Minggu 25 Agustus 2019 saya berkesempatan berkunjung ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Tujuan kunjungan adalah untuk menyusuri jejak sejarah Soekarno atau Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan dan Presiden pertama RI, saat diasingkan ke Ende selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938). 

Di Ende saya ingin belajar memahami pengalaman Bung Karno selama menjalani pengasingan hingga melahirkan gagasan mengenai nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Untuk itu ada dua tempat yang saya kunjungi yaitu "Rumah Pengasingan" dan "Taman Renungan" Bung Karno.

Dalam buku "Bung Karno dan Pancasila: Ilham dari Flores untuk Nusantara" karya Tim Nusa Indah (Tim penerbit buku di Ende) disebutkan bahwa Rumah Pengasingan Bung Karno adalah sebuah rumah milik Abdullah Amburawu yang dipergunakan sebagai tempat tinggal Bung Karno bersama istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya, Ibu Amsi.

Rumah tersebut terletak di Jalan Perwira, Kampung Ambugaga dan posisinya berada di tengah-tengah pondok penduduk yang beratap ilalang.

Diceritakan pula bahwa jalan menuju rumah tersebut sangat sederhana dan belum beraspal, tidak ada listrik apalagi telepon dan telegram. Satu-satunya komunikasi ke dunia luar adalah lewat pos yang dikirim sebulan sekali, saat ada kapal dari Jawa yang bersandar di pelabuhan.

Foto Bung Karno dan keluarga di rumah pengasingan, fotomini dipotret dari foto di ruang tamu / foto Aris Heru Utomo
Foto Bung Karno dan keluarga di rumah pengasingan, fotomini dipotret dari foto di ruang tamu / foto Aris Heru Utomo
Saat mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno, saya merasa senang melihat kondisi rumah yang sangat terawat. Kesederhanaan dan keaslian bangunan rumah tetap dipertahankan sebagaimana adanya, sehingga membantu imajinasi pengunjung yang ingin kembali ke masa-masa Bung Karno tinggal di rumah ini.

Seorang penjaga rumah menyambut kedatangan rombongan kami dan menemani berkeliling melakukan peninjauan ke setiap sudut rumah, mulai dari ruang tamu hingga bagian belakang.

Di ruang tamu tampak dipamerkan beberapa benda peninggalan Bung Karno dan keluarga seperti foto-foto lama, piring-piring, setrika besi, tongkat yang biasa dibawa Bung Karno, naskah tonil yang dibuat Bung Karno hingga kursi dan meja tamu.

Sedangkan di ruang tidur bagian kanan terdapat sebuah ranjang tempat tidur Bung Karno. Sementara di ruang tidur sebelah kiri terdapat dua buah ranjang tempat tidur ibu mertua Bung Karno dan anak angkatnya.

Di bagian belakang terdapat ruang tempat Bung Karno sholat dan bersemedi serta teras belakang dimana terdapat meja kursi yang kerap digunakan untuk beraktifitas sehari- hari. Tidak jauh dari teras belakang, terdapat kamar mandi dan sebuah sumur yang airnya sangat bening dan menyegarkan.

Sambil melihat-lihat benda-benda peninggalan Bung Karno dan ruangan-ruangan yang pernah digunakannya, saya membayangkan bagaimana Bung Karno bisa bertahan hidup di tempat yang sangat sunyi, jauh dari para kerabat dan pendukungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun