Pasar merupakan urat nadi kehidupan masyarakat di berbagai negara. Di pasar beragam anggota masyarakat bertemu, mulai dari penjual dan pembeli, pengelola pasar, petugas pengamanan, petugas  kebersihan, tukang parkir, pemungut retribusi, pemulung dan lain sebagainya. Mereka melakukan aneka kegiatan yang tidak terbatas pada jual beli.
Di Meksiko, pasar telah hadir sejak jaman pre-hispanik atau Aztec dalam bentuk pasar tradisional di tempat terbuka yang disebut tianguis. Pada masa pre-hispanik tersebut pasar dibuka pada hari-hari tertentu dengan penjual kebanyakan petani yang akan memasarkan hasil pertanian dan perkebunannya.Â
Kini di era modern, tianguis masih tetap digelar di tempat terbuka pada setiap hari tertentu. Sementara itu pasar modern (biasa disebut mercado), dimana para pedagang menggelar dagangannya di dalam suatu gedung atau mall yang dibangun pemerintah atau perorangan, buka sepanjang hari dari pagi hingga malam.Â
Pasar modern tersebut luasnya bervariasi dan barang yang dijual tidak lagi terbatas pada sandang pangan kebutuhan sehari-hari tetapi juga barang-barang sekunder lainnya, termasuk barang antik. Karena itu berkunjung ke pasar bukan hanya sekedar berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga menikmati hiruk pikuk transaksi dagang, melihat warna kehidupan, mendengarkan suara dan bau serta menikmati rasa yang muncul serta tentu saja mencari hiburan. Â
Sebagai pendatang, kesempatan untuk blusukan ke pasar-pasar di Meksiko tentu saja tidak akan dilewatkan. Saya blusukan mulai dari tianguis di kawasan tempat tinggal di Polanco hingga mercado milik pemerintah atau perorangan (mall). Tidak hanya di Mexico City, saya juga blusukan ke pasar-pasar di berbagai kota lain d yang sempat saya kunjungi.
Saat blusukan saya bisa menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mencari barang dan merasakan sensasi yang ada di pasar besar pengalaman berbelanja yang mungkin tidak terdapat di tempat lain, salah satunya pengalaman melakukan transaksi alias tawar menawar barang.
Sebagai orang Indonesia yang terbiasa melakukan tawar menawar saat berbelanja, saat transaksi merupakan salah satu kesempatan yang menarik. Bukan hanya berupaya untuk mendapatkan harga serendah mungkin, tetapi juga bisa membandingkan pengalaman di Indonesia dengan Meksiko.
Agar bisa blusukan di pasar-pasar dengan nyaman, salah satu modal utama yang diperlukan adalah kemampuan komunikasi dalam bahasa Spanyol. Sangat sedikit sekali pedagang di pasar-pasar, terutama di tianguis, yang bisa berbahasa Inggris apalagi bahasa Indonesia.
Karena bisa berkomunikasi dengan sedikit lancar kita tidak harus fasih berbicara bahasa Spanyol, cukup menguasai beberapa kata penting seperti "berapa", "yang itu", "yang ini" dan tentu saja angka-angka mulai dari satuan hingga ribuan. Selanjutnya bisa gunakan kalkulator kalau tetap bingung ... ha ha ha.
Menariknya, meski umumnya barang yang dijual di pasar sudah dilabeli harga, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk ditawar. Dari pengalaman, pedagang di Meksiko umumnya tidak marah jika barang dagangannya ditawar, kecuali jelas-jelas tertulis barang tidak boleh ditawar.
Selama masih bisa mendapatkan untung, umumnya pedagang tidak berkeberatan barang dagangannya ditawar. Tapi jangan coba-coba menawar hingga 50 persen di bawah harga yang ditawarkan seperti di Indonesia, bisa-bisa kita ditertawakan. Tawarlah dengan harga yang sekiranya pantas, biasanya sekitar 10-20 persen lebih rendah.