Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Diplomasi Ibu Negara Tiongkok

4 Mei 2015   06:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430694007652835043

[caption id="attachment_364300" align="alignnone" width="630" caption="Madam Peng Liyuan berbaju hijau dengan pakain khas Shanghai dan celana panjang, tampil cantik dan anggun di Peringatan HUT ke-60 KAA di Bandung / Foto: www.news.cn "][/caption]

Karena kesibukan mutasi pekerjaan, selama bulan April kemarin saya “cuti” sebulan penuh dari Kompasiana.Biasanya, sesibuk apapun saya selalu menyempatkan diri membuat postingan, setidaknya sepekan satu artikel.

Mengawali bulan Mei 2015 saya mulai kembali mencoba aktif menulis di Kompasiana. Topik tulisan saya kali ini adalah tentang kiprah ibu negara Tiongkok, Madam Peng Liyuan, dalam mendukung diplomasi yang dilakukan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Menarik, karena selama beberapa dekade terakhir, tidak ada ibu negara di Tiongkok yang tampil di hadapan publik dan aktif mendukung kegiatan diplomasi yang dilakukan suaminya. Berbeda dengan di AS atau Indonesia dimana kehadiran ibu negara mendampingi presiden adalah hal lazim, maka di Tiongkok hal tersebut tidaklah lazim. Tidak ada istri dari seorang pejabat tinggi negara nimbrung dalam kegiatan kenegaraan yang melibatkan suaminya.

Kiprah Peng Liyuan sebagai ibu negara dimulai ketika suaminya, Xi Jinping, yang semula menjabat sebagai Wakil Presiden RRT resmi menjadi Presiden RRT menggantikan Hu Jintao pada awal Maret 2013. Dengan penuh percaya diri Peng tampil di hadapan publik mendampingi Xi Jinping melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah di Tiongkok. Ia pun melibatkan dirinya dalam berbagai kegiatan sosial dengan antara lain menjadi Duta Besar Persahabatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyurati anak-anak penderita AIDS agar semangat dan tabah, dan menyantuni anak-anak yatim dan terbelakang.

Pada tingkat internasional, Peng mulai tampil di hadapan publik ketika ia mendampingi Presiden Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan pertama ke Rusia di akhir Maret 2013. Ketika itu masyarakat Tiongkok menantikan apa yang akan dilakukan Peng dan bagaimana penampilannya ketika mendampingi suami melakukan kunjungan kenegaraan. Semua hal yang terkait dengan Peng tidak luput dari perhatian, mulai dari pakaian, tas dan sepatu yang dikenakan.

Ketika Peng tampil modis dan anggun dengan mengenakan pakaian, tas dan sepatu buatan dalam negeri serta perilaku yang elegan maka serta merta masyarakat dan media pun jatuh cinta dan terkesan dengan penampilannya. Peng pun kemudian menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan nasional masyarakat Tiongkok. Seketika model pakaian, tas dan sepatu yang dikenakan Peng menjadi trend dan diburu kaum para wanita di Tiongkok. Sikap Peng yang elegan pun dipandang dapat mewakili gambaran wanita orientalis Tiongkok yang cantik, bersahabat dan penuh kasih. Gambaran ini pas untuk mewakili citra Tiongkok sebagai negara yang bersahabat dan cinta akan perdamaian.

Setelah kunjungan pertama ke Rusia, Peng hampir tidak pernah absen mendampingi Xi Jinping dalam melakukan kunjungan kenegaraan ke berbagai negara, termasuk dua kali kunjungan ke Indonesia pada bulan Oktober 2013 dan April 2015 lalu. Di sela-sela kegiatan resmi selama kunjungan, Peng juga kerap mengunjungi panti asuhan ataupun tempat pengembangan masyarakat.

Kini setiap kali mendampingi Xi Jinping melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah dan negara, kegiatan dan penampilan Peng selalu dinantikan. Terakhir ketika mendampingi Xi Jinping berkunjung ke Indonesia dalam rangka menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika di Jakarta dan Bandung, 24-26 April 2015, Peng terlihat tampil anggun dengan pakaian berelemen khas Tiongkok. Di Bandung Peng mengenakan pakaian khas wanita Tiongkok berupa baju Shanghai dan celana lengan panjang saat mengikuti “memorial walk” dari hotel Savoy Homann ke Gedung Merdeka Bandung

Sebagai istri yang baik, dengan keluarga dan pernikahan yang bahagia, Peng memang bisa menjadi contoh yang ideal dalam mencapai kesuksesan. Seperti pepatah Tiongkok yang mengatakan “keluarga yang harmonis dapat membawa kesuksesan”, maka seorang kepala negara yang memiliki keluarga dan pernikahan bahagia dan harmonis dapat lebih mudah mencapai kesuksesan dan memunculkan kesan baik di hati masyarakat.

Meski awalnya Peng adalah seorang penyanyi terkenal, bahkan di Tiongkok namanya jauh lebih terkenal dibandingkan Xi Jinping sebelum menjadi Wakil Presiden, Peng tidak segan-segan meninggalkan karir dan kepopuleran namanya demi mendukung tugas suami. Profesinya sebagai penyanyi ditinggalkan saat Xi Jinping mulai menjadi pejabat di Beijing. Peng memilih menjadi ibu rumah tangga yang baik, mengerjakan pekerjaaan rumah tangga, memasak dan belanja sendiri. Suatu karakteristik kuat yang memberikan gambaran bagaimana Peng mengabdikan diri sepenuhnya untuk membantu tugas suaminya sebagai seorang Presiden.

Keberhasilan Peng dalam menjalankan tugas diplomasi yang diembankan kepada dirinya selaku ibu negara memberikan pengakuan dari berbagai kalangan, baik luar maupun dalam negeri.

Dari luar negeri pengakuan datang dari majalah Time yang memberikan pengakuan sebagai salah satu dari 100 wanita berpengaruh di dunia pada tahun 2013. Selain itu, pengakuan lain juga datang dari majalah Forbes yang memasukkan Peng sebagai salah satu dari 100 orang berpengaruh dan bernampilan luar biasa selama dua tahun berturut-turut di tahun 2013 dan 2014.

Dari dalam negeri, selain dari kalangan media dan masyarakat, pengakuan juga datang dari kalangan perguruan tinggi seperti tercermin dari pengakuan yang dimuat dalam buku putih diplomasi publik yang diterbitkan Universitas Renmin. Dalam buku putih Tiongkok yang diterbitkan tanggal 17 April 2015 disebutkan bahwa apa yang telah dilakukan dan ditampilkan ibu negara Peng di dunia internasional merupakan langkah penting dalam mendukung kegiatan diplomasi publik Tiongkok. Langkah diplomasi Peng dipandang bisa mendorong penggunaan soft power Tiongkok di dunia internasional. Bukan hanya itu, buku putih tersebut juga menyebutkan bahwa diplomasi ibu negara Tiongkok sudah menjadi kecenderungan baru di Tiongkok dan mulai terbang tinggi serta menjadi sangat penting dalam mempertajam pandangan dunia internasional mengenai Tiongkok.

Akhirnya, seperti halnya peran diplomasi ibu negara di berbagai belahan dunia, kegiatan diplomasi yang dilakukan Peng memiliki peran penting dalam melengkapi diplomasi yang dilakukan seorang presiden. Selain itu, sejalan dengan semakin meningkatnya peran Tiongkok di dunia internasional, agar dapat mempertajam pandangan dunia internasional dan pandangan yang positif, Tiongkok memerlukan ibu negara yang berpengaruh seperti yang tampak pada sosok Peng Liyuan. Dan untuk itu, Peng telah melakukannya dengan baik dan masyarakat Tiongkok dan dunia menantikan kejutan-kejutan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun