Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tari Saman Sentak Publik Beijing

27 Januari 2012   01:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:24 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_157626" align="aligncenter" width="616" caption="Tari Saman di National Centre for Performing Arts Beijing / foto oleh Aris Heru Utomo"][/caption]

Tari Saman, sebuah tarian daerah Aceh tampil menghentak publik Beijing yang tengah merayakan Imlek atau Spring Festival 2012 di Concert Hall National Center for the Performing Arts (NCPA) Beijing. Lima orang penari Saman dengan penuh konsentrasi menarikan gerakan-gerakan sambil duduk seperti orang sedang sholat, bertepuk tangan dan menepuk paha dan dada secara serentak dan saling silang penuh ketepatan diiringi dendang lagu yang dinyanyikan para penari sendiri, tanpa diiringi alat musik.

Kekompakan gerakan dan keserentakan mengikuti dendang lagu yang dinamis yang dibawakan sang penari benar-benar membuat publik Beijing tersentak dan terpesona. Sekitar 1.000 penonton tidak henti-hentinya memberikan tepuk tangan meriah setiap jeda antara satu rangkaian gerakan ke gerakan lain yang benar-benar unik dan mengagumkan. Bahkan pada salah satu sesi gerakan, para penonton ikut bertepuk tangan bersama mengiringi gerakan para penari Saman.

Adanya sambutan hangat dan meriah ini dari para penonton ini membuat 2 orang pembawa acara mendaulat para penari untuk kembali ke atas panggung sesaat setelah pertunjukkan, sesuatu yang tidak dilakukan untuk para penampil lainnya. Kedua pembawa acara, salah satunya adalah warga negara asing yang sudah lancar berbahasa Mandarin, kemudian melakukan wawancara singkat menanyakan antara lain mengenai formas penari dan berapa lama mereka latihan serta mengucapkan sepatah kata dalam bahasa Indonesia menanggapi apresiasi yang sedemikian besar dari para penonton.

[caption id="attachment_157627" align="aligncenter" width="516" caption="Para penri sedang diwawancarai / foto oleh Aris Heru Utomo"]

13276265001446833211
13276265001446833211
[/caption]

Secara singkat pula para penari menjelaskan statusnya yang mahasiswa dan bahwa sebenanya formasi lengkap tari Saman adalah 15 orang, tapi karena yang lain sedang liburan sekolah dan kembali ke Indonesia maka mereka hanya bisa tampil berlima. Mereka latihan menari di sela-sela waktu luang dan di saat libur. Di akhir wawancara, kelima penari tersebut secara serentak mengucapkan kata “terima kasih” kepada para penonton, yang disambut hangat kembali oleh para penonton dengan tepukan tangan.

Usai pertunjukkan, saya dan keluarga berkesempatan bertemu dengan para penari di belakang panggung sebelum mereka berganti kostum. Selain berfoto-foto, saya juga menanyakan beberapa hal kepada mereka. Menurut Tian, salah seorang penari Saman, mereka berlima adalah mahasiswi-mahasiswi yang sedang menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi di Beijing. Mereka berlatih di sela-sela waktu luang dan saat libur, khususnya saat menjelang tampil dalam satu kegiatan, baik yang diadakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing atau kegiatan-kegiatan lain yang dikoordinir oleh KBRI.

[caption id="attachment_157628" align="aligncenter" width="590" caption="berfoto bareng penari / foto oleh Aris Heru Utomo"]

1327626880752112238
1327626880752112238
[/caption]

Ditambahkan oleh Tian, bahwa seperti dikatakan oleh temannya di panggung, sebenarnya formasi lengkap tari Saman ini adalah sekitar 15 orang, tapi karena sebagian besar sedang liburan dan kembali ke Indonesia, maka tari Saman yang ditampilkan kali ini hanya ditarikan oleh 5 orang saja. Ia merasa bersyukur karena meski hanya ditarikan oleh sedikit orang saja tapi penonton sangat antusias dan memberikan sambutan yang hangat. Terima kasih juga untuk KBRI Beijing yang telah meminta mereka untuk tampil di Concert Hall NCPA yang megah. Tanpa kerjasama KBRI dengan NCPA, rasanya sulit tampil disana karena tidak sembarang orang bisa tampil disana.

Salut untuk upaya KBRI dan para mahasiswa Indonesia di Beijing yang telah dan terus berupaya memperkenalkan Indonesia di tengah mayarakat Tiongkok, khususnya Beijing melalui kegiatan kesenian. Meski masyarakat keturunan Tionghoa jumlahnya cukup besar di Indonesia, namun harus diakui bahwa di Beijing sendiri misalnya, Indonesia masih kalah populer dengan beberapa negara tetangganya di ASEAN. Apalagi negara tetangga tersebut secara terus menerus, bahkan hampir setiap jam, tampil di stasiun televisi CCTVNews.Karena itu, kegiatan pertunjukkan seperti tari Saman ini kiranya dapat membantu upaya untuk kegiatan diplomasi publik yang dilakukan KBRI untuk lebih mendekatkan hubungan antara anggota masyarakat di kedua negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun