Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kemeriahan Imlek di Beijing

19 Februari 2015   21:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:52 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai berkumpul dan makan malam bersama serta menonton Spring Festival Gala di televisi, sebagian warga Beijing kemudian meluapkan kegembiraan dengan keluar rumah untuk mulai menyalahkan petasan dan kembang api secara besar-besaran menyambut pergantian Tahun Baru Lunar 2566 (19 Februari 2015) yang disebut sebagai tahun kambing atau domba. Dalam kepercayaan masyarakat dan sesuai sistem penanggalan Tiongkok, mereka yang lahir pada tahun 1931, 1944, 1967, 1979, 1991, dan 2003 tergolong dalam shio kambing dengan warna keberuntungan coklat, merah dan ungu. Orang yang memiliki shio kambing memiliki karakter yang ramah dan tenang, dengan bulan terbaiknya adalah Agustus dan Nopember serta bunga keberuntungannya adalah primroses dan carnations.

Suhu udara malam yang berkisar 10 derajat Celcius (jauh lebih hangat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang bahkan sempat minus sepuluh derajat Celcius) mendorong semangat warga Beijing untuk keluar rumah guna menyalakan petasan dan kembang api

Sejak pukul 22.00, satu dua petasan mulai terdengar dari satu tempat ke tempat lain. Puncaknya terjadi tepat pukul 00.00 di mana bunyi petasan bergemuruh, dari satu tempat ke tempat lain. Nyala kembang api menerangi langit Beijing dan berpijar indah mewarnai langit yang pekat. Sementara gemuruh bunyi petasan terdengar silih berganti, dan saking kerasnya beberapa di antaranya terdengar seperti ledakan-ledakan bom. Kencangnya bunyi petasan dan kilai kembang api di malam pergantian tahun ini mencerminkan suatu harapan baru agar di tahun mendatang semua diberikan kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan.

Yang menarik, meski bunyi petasan bergemuruh dan pijaran kembang api bermunculan di berbagai tempat, tidak terlihat adanya anggota masyarakat yang melakukan konvoi dan arak-arakan di jalan raya. Selain hal tersebut dilarang, konvoi di malam tahun baru juga bukan merupakan tradisi masyarakat Tiongkok dalam merayakan pergantian tahun. Pergantian tahun baru merupakan saat yang baik untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat serta berbagi kebahagiaan, bukan keluyuran di jalanan.

Siang harinya berbagai kemeriahan pergantian tahun dilaksanakan dengan saling kunjung antar kerabat. Menikmati awal musim semi, taman-taman umum dan kuil pun ramai dikunjungi masyarakat yang ingin menikmati aneka hiburan atau keramaian, termasuk hidangan tradisional yang sudah berusia ratusan tahun.

Hal menarik lainnya dalam setiap kegiatan pergantian tahun adalah kebiasaan memberikan amplop merah yang disebut sebagai “amplop keberuntungan” berisi uang kepada anak-anak agar mereka ikut merasakan kebahagiaan dan keberuntungan. Sesuai namanya, amplop merah tersebut biasanya diletakkan di bawah bantal selama 7 hari untuk meningkatkan keberuntungannya.

Terkait pemberian amplop merah ini, ada kesalahpahaman umum yang biasanya muncul, yaitu setiap orang dapat menerima amplop selama perayaan pergantian tahun baru. Padahal pada kenyataannya, hanya orang-orang yang belum menikah saja yang dapat menerima amplop merah berisikan duit dan hanya mereka yang sudah menikah saja yang dapat memberikan amplop tersebut.

“Selamat Tahun Baru Lunar 2566 semoga di tahun mendatang kita semua dipenuhi rejeki, kebahagiaan, kebaikan dan kesehatan serta kedamaian”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun