Agar hidup tidak tersesat selama-lamanya, maka gunakanlah akal dan hati sebagai benteng dalam menghadapi setiap cobaan dan ujian di dalam menjalani aktivitas kesibukan duniawi. Jangan pernah lupakan setiap ucapan yang terlontar, setiap nasehat yang bermanfaat, dan setiap langkah yang menuntun, karena semua itu akan menjadi tanggung jawab kita dalam menuai hasilnya. Mulailah dalam menganalisis diri, dengan bertindak sesuai dengan aturan, norma dan hukum, serta tidak melanggar syariat agama Islam.Â
Hidup manusia hanya sesaat, gunakanlah untuk hal-hal yang bermanfaat serta dapat menguntungkan hidup tentunya. Hidup kita terkadang tidak mempunyai visi dan misi yang jelas, sehingga setiap masalah yang datang menghampiri, seolah itu adalah penghambat paling besar dalam mencapai tujuan hidup kita. Â Andai kita bisa berfikir jernih, coba perhatikanlah setiap pohon yang menjulang tinggi, makin tinggi pohon itu, maka akan semakin besar angin yang menerpa dedaunan yang berada di pucuknya. Akan tetapi, pucuk pohon tersebut tetap utuh dan tegak kembali, bahkan daun yang berada di paling pucuk sekalipun, tidak berguguran daun dan bunganya, karena terpaan angin tersebut. Ketika angin tersebut berlalu dari pohon tersebut, maka pohon tetap akan terus meninggikan pucuknya.
Sebagai manusia yang beriman, hendaklah setiap diri memperhatikan di sekeliling kita akan pelajaran hidup yang penuh dengan makna. Dapatkan kehidupan yang layak untuk menuai sebuah keuntungan hidup. Karena hidup yang layak itu bukan untuk tinggal di rumah megah, punya mobil mewah, dan hidup yang cerah. Akan tetapi, perlu menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran agama Islam dengan menerapkan Aqidah yang kokoh, Ibadah yang berkah, serta Akhlak yang mulia.
Hidup yang layak, dapat diraih melalui penerapan Aqidah dan Akhlak yang benar. Karena sampai dengan saat ini, akhlak sangat dijunjung tinggi dalam menilai suatu kualitas diri seseorang, apakah dikatakan orang baik atau jahat. Untuk itu, akhlak menentukan prioritas kebaikan diri seseorang dalam beribadah (hablum minallah) dan bersosialisasi (hablum minannas). Jangan sampai kita dikatakan buruk, hanya karena tidak memiliki Akhlak yang baik di dalam kehidupan.
Sudahkah kita menilai, berapa banyak kesalahan yang kita lakukan setiap harinya kepada diri sendiri dan orang lain..? tentunya, hal ini menjadi suatu hal yang jarang untuk diingat. Bukankah setiap harinya, diri kita disuruh untuk mengingat Allah SWT..? bukankah diri kita ini, menjadi bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, yang sering kali kita melalaikannya dengan tidak begitu peduli terhadap apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita. Barang kali, kita sampai saat ini masih diberikan kenikmatan kesehatan dan kesempatan hidup, yang harusnya kita renungkan sebagai antisipasi diri untuk banyak bertaubat dalam mengakui setiap kesalahan dan perbuatan dosa, baik disengaja maupun tidak disengaja.Â
Untuk itu, bekal yang harus kita miliki adalah punya tujuan hidup yang layak yaitu akhirat, dengan cara perbanyaklah berbuat baik yaitu dengan Akhlak. Tujuan hidup yang jelas, akan menuntun kita menuju kediaman yang layak, perbuatan dan aktivitas kita yang bermanfaat akan menjadikan diri kita orang yang berakhlak. Ingat, kita terlahir sebagai pemenang, untuk bertanggung jawab sebagai pemimpin yang disiplin, menjalankan koridor kehidupan sebagai leader yang berkarakter, serta dapat mencapai tujuan hidup sebagai khalifah yang kaffah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H