Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tercinta ini merupakan sebuah negara dan bangsa yang besar, memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa melimpah, dan keberagaman istimewa yang tidak dimiliki oleh negara lain. Negara yang berpenduduk lebih dari 258 juta jiwa pada tahun 2016 terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama. Tidak kurang dari 300 etnis tersebar di seluruh bagian negara yang saat ini dipimpin Presiden Joko Widodo. Dimana setiap etnis yang ada memiliki budaya dengan ciri khasnya masing-masing. Lebih dari 721 bahasa daerah dimiliki oleh negara kepulauan ini, dan pemerintahnya mengakui enam agama sebagai agama resmi.
Selain memiliki populasi yang besar dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman makhluk hidup terbesar ketiga setelah Brasil dan Republik Demokratik Kongo. Dengan struktur tanah yang amat suburnya, berbagai jenis flora tumbuh dan berkembang di Indonesia. Tak salah jika grup musik legendaris Koes Plus dalam lirik lagu Kolam Susunya mengatakan “tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. Selain itu, berbagai spesies fauna hidup di berbagai daerah di Indonesia, bahkan 25% ikan yang ada di dunia hidup di perairan Indonesia.
Di negara yang penduduknya terdiri dari beberapa ras ini juga dapat ditemukan beraneka ragam warisan budaya, seperti kesenian, busana, dan arsitektur tradisional yang jumlahnya begitu banyak, yang mencerminkan keanekaragaman budaya, sejarah, dan geografis yang membentuk Indonesia seutuhnya. Belum lagi ditambah oleh berbagai karya kuliner yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia, menambah daftar kekayaan dan keragaman yang dimiliki oleh negara ini. Selain itu, masih banyak lagi keragaman dan kekayaan yang menjadikan bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang besar dan istimewa.
Walaupun negara Indonesia ini memiliki keberagaman dalam berbagai aspek, namun semua itu tak menjadikanya sebagai sebuah dinding yang menjadikan warga negaranya terkotak-kotak dan bercerai-berai. Falsafah “Bhinneka Tunggal Ika” yang diambil dari sebuah kakawin Jawa Kuno (Kakawin Sutasoma) karangan Mpu Tantular dijadikan sebagai semboyan negara yang mengandung nilai persatuan dan kesatuan, serta nilai toleransi yang begitu istimewa.
Dari keragaman dan keistimewaan yang dimiliki oleh NKRI tersebut di atas, dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara warga negaranya, ternyata mengundang banyak kekaguman dari negara-negara lain. Betapa banyak pengakuan dan pernyataan kekaguman para tokoh dunia terhadap Indonesia. Terbukti pula dari beberapa pengalaman penulis ketika berada di beberapa negara di Eropa. Sebut saja salah satunya ketika penulis mendampingi Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, CBE (Guru Besar UIN Jakarta) pada acara perkuliahan dalam kerangka kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Perancis di Universite Jean Moulin Lyon 3 di Kota Lyon Perancis beberapa waktu yang lalu.
Guru Besar bidang sejarah dan peradaban Islam tersebut menyampaikan materi “Tradition, Modernity and Islam Challenges of Globalism: With a Special Reference to Indonesian Islam”.Usai pemaparannya, sejumlah mahasiswa mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikannya. Namun yang sangat menarik dan mengundang antusias para mahasiswa dan peneliti Perancis di kampus tersebut adalah ketika cendikiawan muslim yang pernah menerima gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dengan title Commander of the Order of British Empire (CBE) pada tahun 2010 tersebut menjelaskan tentang keberagaman dan toleransi dalam kehidupan warga negara Indonesia.
Bahkan sejumlah mahasiswa tertarik menanyakan konsep Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Mereka sangat kagum dengan kehidupan di Indonesia yang begitu istimewa menurut mereka. Walaupun beragam dalam suku, agama, ras, dan antargolongan, namun jiwa persatuan dan kesatuan serta toleransi yang tinggi tetap terjaga, dapat hidup berdampingan dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.
Selain itu, pengalaman yang sangat membanggakan bagi penulis juga terjadi ketika dalam sebuah program tahunan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kota Lyon bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Perancis, yang dikemas dengan nama Festival Culinaire Indonésien (FCI).Program rutin tersebut bertujuan untuk memperkenalkan Indonesia dalam berbagai aspek; seni, budaya, dan lain sebagainya, termasuk kulinernya di kancah internasional. Program tersebut seakan menjadi magnet tersendiri bagi para warga Perancis, baik penduduk asli maupun imigran. Panitia selalu direpotkan dengan semakin membludaknya pengunjung dari tahun ke tahun, sampai mereka harus menjadikan acara menjadi dua gelombang, karena keterbatasan kapasitas ruangan.
Selain memamerkan karya-karya tradisional Indonesia, acara ini juga mementaskan kesenian tradisional Indonesia, seperti; tari saman dan lagu-lagu daerah Indonesia. Tidak ketinggalan, panitia acara tersebut juga menyediakan stand-stand kuliner Indonesia, seperti: masakan padang, es pisang ijo, dan cilok.
Para pengunjung sangat menikmati semua suguhan yang ada. Tidak sedikit dari mereka yang turut serta mendatangi panggung untuk mengikuti tarian-tarian yang sedang dipentaskan oleh para pelajar Indonesia di Perancis, yang notabene berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Begitu pula dengan setiap stand kuliner yang ada dibanjiri pengunjung. Mereka membuat barisan yang begitu panjang, antre dengan tertib untuk menunggu giliran menikmati kuliner Indonesia yang dibandrol cukup murah untuk standar kuliner di Perancis. Bahkan persediaan yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan para pengunjung.
Dalam acara tersebut, banyak pengakuan dan pernyataan yang dilontarkan oleh para pengunjung, bahwa Indonesia memang sangat luar biasa dan istimewa, kaya akan budaya, dan negara yang penuh dengan keberagaman, namun tetap saling menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan warga negaranya. Hal itulah yang istimewa bagi mereka, dan menjadi kekaguman tersendiri.