Oke kembali lagi bersama saya di artikel ini lagi, kali ini membahas tentang pengalaman belajar mata kuliah kewarganegaraan pada semester 2 saya kuliah di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Mari kita cari apa itu kewarganegaraan? Apa itu sebuah warga negara? Menurut wikipedia Kewarganegaraan adalah keanggotaan seseorang dalam kontrol satuan politik tertentu (secara khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya. Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan. Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau warga kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.
 Kewarganegaraan juga dijadikan nama mata kuliah ini di semester 2 program studi Perbankan Syariah yang dosennya ialah Bapak Edi Purwanto. Sebenarnya pak Edi ini sudah pernah mengajar di semester 1 pada mata kuliah pancasila. Dengan sistem belajar yang sama yaitu membuat artikel berdasarkan tema yang ditentukan. Di semester 1 diwajibkan membuat artikel setiap minggu dengan tema yang ditentukan, disaat itu masih terasa mudah karena materinya sudah siap dan ada di buku buku pancasila saya dan juga di internet tentunya. Tetapi pada semester 2 kali ini sedikit perubahan materi, sekarang di semester 2 materi yang dibagikan tidak langsung seperti semester 1, tetapi dibagikannya setiap minggu dan itu ditentukan oleh pak edi sendiri. Dan rata rata materinya diharuskan untuk wawancara kepada seseorang. Setiap minggu juga tidak ada online meet atau zoom meet. Hanya cukup untuk mengumpulkan artikel saja. Sistem seperti ini cukup memudahkan kami mahasiswa untuk tidak selalu online pada jam pembelajaran, tetapi mahasiswa diwajibkan untuk wawancara kepada seseorang dan meluangkan waktu untuk wawancara tersebut tidaklah mudah karena kami berada di mahad waktu itu, dan adanya PKPBA di sore hari malah membuat kami lebih sulit lagi untuk wawancara dengan orang luar. Beruntung minggu minggu awal masih berwawancara kepada teman dekat, ayah, ibu masih bisa dilakukan secara online. Biasanya saya mengerjakan artikel ini dengan cara menyicil beberapa ratus kata terlebih dahulu lalu dilanjutkan jam jam setelahnya karena ada kegiatan yang harus dilakukan, belum lagi kegiatan pribadi seperti menyuci baju, mencari makan, bersih bersih kamar dan lain lain. Kegiatan mahad yang sangat padat itu meliputi talim secara offline serta jam jam kuliah membuat kita sulit menjadwalkan waktu wawancara. Tetapi berkat materi wawancara ini kami bisa menambah kemampuan dan pengalaman yang sangat berharga. Kita jadi tahu cerita teman dekat kita waktu kecil mungkin, cerita ayah dan ibu ketika masih muda yang kita dapatkan sewaktu wawancara tersebut. Saya juga bisa merasakan atmosfer dari gereja ijen dan cerita tentang orang katolik dari romo Adam.
Nah ada kelucuan waktu persiapan wawancara kepada romo adam waktu itu. Saya bersama 3 orang teman saya berniat mencari tempat wawancara yang tak lain tak bukan adalah gereja pada waktu siang hari sampai sore hari, kami menunggu waktu tersebut dengan jalan jalan mencari sesuatu untuk dimakan atau diminum. Waktu sudah sampai di sekretariat gereja ijen, kami segera menjadwalkan untuk wawancara kepada romo Adam pada pukul 16.30 tetapi di waktu yang sama ada misa di gereja tersebut. Kami duduk di depan rumah kesekretariatan gereja tersebut atau rumah romo tersebut. Dan melihat orang gereja yang berbaju putih keluar dari rumah tersebut menuju gereja, kami kira orang itu adalah romo yang akan kami wawancarai ternyata romo yang akan kami wawancarai berada di dalam rumah tersebut sedang menunggu kami. Alhasil sampai misa di gereja tersebut selesai dan kami menanyakan kepada orang gereja yang berbaju putih tadi ternyata beliau bukan orang yang akan kami wawancarai. Akhirnya kami disuruh masuk oleh orang tersebut dan di dalam bertemu dengan romo adam. Tetapi pada jam jam tersebut sehabis maghrib pas romo adam sedang sibuk dengan urusannya. Kami dipertemukan sebentar untuk menentukan jadwal wawancara ulang di gereja ijen tersebut. Akhirnya beberapa hari kemudian kami ber empat melakukan wawancara di gereja tersebut bersama romo pada pagi hari dan pertama kali dalam hidup masuk tempat peribadatan orang katolik. Juga sempat mengunjungi sebuah kelenteng tertua di malang. Banyak pengalaman seru yang terjadi pada waktu pengerjaan tugas kewarganegaraan pada semester 2 kali ini. Ketika materi tentang orang tidak mampu, saya sedang repot repotnya pulang daro mahad ke Tulungagung atau boyong. Jadi materi tersebut saya kerjakan ketika di rumah. Dan ketika ada tugas tentang pengajar waktu kecil saya mewawancarai ayah saya untuk ke 3 kalinya untuk artikel saya karena ayah saya orang penting di lembaga tersebut. Beberapa kali saya juga bertanya kepada ibu saya sendiri karena ibu saya juga mengajar di lembaga tersebut. Seperti itulah pengalaman saya waktu semester 2 mengerjakan semua, mungkin ada beberapa yang menyenangkan dan mungkin ada beberapa yang butuh perjuangan untuk menggapai sebuah materi saja. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, Terimakasih dan semoga Ujian Akhir Semester genap ini lancar dan bagus semua aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H