Mohon tunggu...
aris athoillahs
aris athoillahs Mohon Tunggu... Mahasiswa - aris

terdepan dan semakin depan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Khonghucu dan Kelenteng Eng An Kiong Malang

17 Maret 2022   20:48 Diperbarui: 17 Maret 2022   20:52 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memiliki banyak keberagaman, seperti beragam suku, ras, bahasa, budaya dan juga agama. Agama di indonesia ada 6 yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan juga Khonghucu. Dari banyaknya agama di Indonesia kita diwajibkan melakukan sikap toleransi ke sesama penganut agama di indonesia. Karena dengan toleransi, kita tidak boleh menghina agama yang bukan agama kita. Toleransi juga mengajarkan kita apa itu kedamaian. Hari hari libur agama seperti natal, idul fitri, nyepi, imlek dan lain lain juga merupakan sebuah toleransi. Toleransi beragama merupakan sikap dari diri sendiri yang dilakukan untuk menghormati dan menghargai agama yag berbeda dengan mengedepankan asas asas kemanusiaan dan bukan pada keyakinan.

Kali ini akan membahas tentang agama Khonghucu. Dalam bahasa tionghoa, agama khonghucu sering kali disebut juga Kongjiao atau Rujiao. Konghucu merupakan agama yang berasal dari orang orang Tionghoa yang berdatangan ke Indonesia. Awalnya agama khonghucu ini dianut oleh kerajaan saja. Mereka mempunyai Tuhan yang bernama Tian atau Tian Kong, Tian Gong, Huang Tian.  Tuhan di dalam agama ini tidak terwujud, namun tidak ada yang tanpa dia. Mereka juga punya nabi yaitu nabi Kong Zi atau Nabi Khonghucu atau Kong Fu Tze. Agama khonghucu sangat khas dengan warna merah di setiap bendanya, misal baju waktu imlek, ornamen ornamen di kelenteng, dan lain lain. Barongsai adalah salah satu keseniannya dari agama khonghucu. Agama ini juga memiliki rohaniwan seperti pemuka agama yaitu ada empat : Jiao Sheng atau penyebar agama seperti pendakwah pada islam, Wenshi atau guru agama, Xueshi atau semacam pendeta, dan Zhang Lao semacam tokoh agama atau sesepuh. Khonghucu mempunyai tempat ibadah yang dinamakan Kelenteng, atau juga bisa disebut Bio / Miao, ada juga tempat ibadah lain yang bernama Litang atau gerbang kebajikan. Ada beberapa hari hari raya keagamaan khonghucu yaitu diantaranya ada hari raya imlek, hari lahir khonghucu, hari wafat khonghucu, hari genta rohani, chingming, qing di gong, dan sebagainya. Mereka mempunyai kitab suci yang berbeda beda diantaranya Wu Jing dan Si Shu. Wu Jing yang berarti kitab suci yang lima diantaranya Kitab Sanjak Suci (Shi Jing), Kitab Dokumen Sejarah (Shu Jing), Kitab Wahyu Perubahan (Yi Jing), Kitab Suci Kesusilaan (Li Jing), dan Kitab Chun -- Qiu. Sedangkan Si Shu mempunyai arti Kitab yang empat diantaranya Kitab Ajaran Besar (Da Xue), Kitab Tengah Sempurna (Zhong Yong), Kitab Sabda Suci ( Lun Yu), dan Kitab Meng Zi.

Kelenteng adalah salah satu tempat untuk ibadah para umat Khonghucu. Tak hanya orang khonghucu saja, kelenteng juga bisa dipakai orang orang buddha untuk beribadah. Seperti contohnya Kelenteng Eng An Kiong di Kota Malang. Terletak di jalan Laksamana Martadinata No. 1, Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang. Katanya kelenteng ini sudah berusia 190 tahun lebih lamanya. Dibangun pada tahun 1825 atas prakarsa Liutenant Kwee Sam Hway. Dia merupakan keturunan ke 7 dari seorang jenderal pada dinasti Ming di Tiongok. Bangunan ini memiliki luas sekitar 5000 meter persegi dan memiliki 99 kiem siem atau rupang (patung dewa -- dewi) di seluruh ruangannya. Arsitekturnya seperti bangunan di Tiongkok persis, dengan ornamen naga naga nya, warna merah menyala nya, lukisan lukisannya dan lain lain. Lukisan yang memiliki nilai seni tinggi dan makna yang sangat mendalam juga terdapat di beberapa sisi bangunannya. Seperti yang dibilang tadi kelenteng ini bukan hanya milik umat khonghucu saja, melainkan kelenteng ini disebut sebagai kelenteng Tri Dharma, yang artinya tempat ibadah umat 3 agama. 3 agama tersebut yaitu penganut agama Khonghucu sendiri, Tao, dan Sikh atau Buddha. Bangunan kelenteng Eng An Kiong memiliki arsitektur gabungan dari Tiongkok dan Eropa, tetapi sekitar 80 persen didominasi oleh bangunan khas tiongkok. Ciri khasnya adalah cat wana merah dan kuning keemasan, dikatakan merah yang melambangkan makna kehidupan, sedangkan warna kuning melambangkan makna keagungan. Nama kelenteng ini sendiri juga memiliki makna yaitu Eng An Kiong yang berarti Istana Keselamatan yang Abadi. Nama tersebut dari bahasa tiongkok, Eng berarti Abadi, An berarti keselamatan, dan Kiong bermakna Istana.

Meskipun berada di tempat peribadatan yang sama, banyak perbedaan diantara agama Khonghucu dengan agama Buddha diantaranya :

  • Ajaran Buddha dianggap sebagai agama di banyak negara sedangkan Khonghucu dianggap di beberapa negara saja salah satunya Indonesia, bahkan di Tiongkok pun Khonghucu bukanlah sebuah agama
  • Agama Buddha berasal dari negara India sedangkan Khonghucu berasal dari negara Tiongkok atau Cina
  • Ajaran agama Buddha mengajarkan tentang bagaimana membebeaskan diri dari dukkha (ketidakpuasan, beban kehidupan, penderitaan) sedangkan agama Khonghucu mengajarkan etika, dan hubungan antara Tuhan, manusia, antar anggota keluarga, masyarakat, dan masih banyak yang lainnya

Meski tidak bisa disamakan secara harfiah, Islam dan Khonghucu memiliki beberapa persamaan dengan agama Islam yaitu

  • Di dalam agama Khonghucu maupun Islam menghargai kebebasan beragama dan berkeyakinan. Nabi Khong Zi memandu umatnya untuk menentukan dan menghargai pilihan pintu -- pintu tuhan yang beragam. "Kalau berlainan jalan suci, tidak usah saling berdebat".
  • Kesetaraan umat, pada agama Khonghucu juga menganut sistem kesetaraan umat. Maksudnya adalah semua umat Khonghucu sama di mata Tuhannya mereka. Nabi Khong Zi berujar, "Di empat penjuru lautan semua manusia bersaudara". Dan masih banyak yang lainnya

Mungkin seperti itu Khonghucu dalam prespektif saya, kurang lebihnya mohon maaf, saya tidak bermaksud merendahkan dan menghina pihak manapun, ini hanyalah sebuah ilmu pengetahuan. Terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun