Sekitar 20 menit berkendara, sampailah saya di Bawen. Lalu saya menuju ke sebuah tempat penitipan sepeda motor di Jl. Palagan, lokasinya tepat diseberang Terminal Bus Bawen, Kabupaten Semarang.Â
Di tempat penitipan sepeda motor itu, sudah cukup banyak kendaraan yang diparkir. Keamanan kendaraan terjamin karena tempatnya berpagar tinggi, tertutup, dan dilengkapi dengan CCTV. Â Biaya penitipan Rp. 3.000. Namun tempat penitipan tersebut tidak buka 24 jam. Bukanya hanya dari pukul 05:00 - 22:00 WIB.
Pagi itu, saya akan mencoba naik Trans Jateng, Koridor 1 untuk yang pertama kalinya. Dari Terminal Bawen menuju ke Stasiun Tawang, sekaligus berwisata ke Kota Lama Semarang.Â
Melansir dari id.m.wikipedia.org, Trans Jateng adalah sistem Bus Raya Terpadu (BRT), pengoperasiannya berada dalam pengawasan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah. Layanan bus ini meliputi wilayah Jawa Tengah dan beroperasi menurut aglomerasi (pemusatan dalam lokasi) perkotaan.
Di hari sabtu pagi, lalu lintas sudah mulai padat. Saya yang mau menyeberang ke Terminal Bus Bawen pun agak kesulitan. Pengemudi kendaraan yang lewat pada umumnya tak begitu menghiraukan pejalan kaki yang mau menyeberang.
Setelah menyeberang jalan raya, saya masuk ke Terminal Bus Bawen lalu menuju ke halte Trans Jateng, lokasinya berdekatan dengan parkiran sepeda motor. Namun ketika busnya datang, ternyata halte itu hanya untuk menurunkan penumpang yang datang. 0leh petugasnya saya disuruh untuk masuk ke bagian dalam terminal. Disana ada halte yang menuju ke Stasiun Tawang Semarang.Â
Terminal Bawen, adalah terminal bus Tipe A, yaitu melayani bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Terminal seluas 3.000 meter persegi di bawah pengawasan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Perhubungan Darat (id.m.wikipedia.org).
Hanya menunggu 5 menit, pukul 08:00 Bus Trans Jateng tiba di halte. Saya dan empat penumpang lainnya pun cepat-cepat memasuki bus berwarna merah tersebut.Â