Mohon tunggu...
Arisandi
Arisandi Mohon Tunggu... Guru - Media Intelektual

Membacalah karena membaca merupakan perintah Tuhan Menulislah karena menulis bagian dari refleksi diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mereka Ribut Soal Toa Masjid, Menag Yaqut Tuai Kecaman

26 Februari 2022   15:22 Diperbarui: 26 Februari 2022   15:32 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menag Yaqut Cholil Qoumas hebohkan masyarakat dengan pernyataanya mengenai pengaturan suara adzan

Baru-baru ini masyarakat Islam Indonesia dihebohkan dengan adanya pernyataan Menag Yaqut yang dianggap membandingkan suara Adzan dengan suara gonggongan anjing. Pernyataan itu sontak menimbulkan kecaman dari berbagai masyarakat, "Yaqut telah menistakan agama" dan meminta Yaqut untuk meninggalkan jabatannya sebagai Menteri Agama RI.

Kasus seperti ini sebenarnya sangat menarik untuk kita bahas secara mendalam, artinya kita disini harus memahami konteks dari yang dinyatakan Menag. 

Ada niat yang baik dari pernyataanya Menag namun juga sekaligus ada kekeliruan saat mensosialisasikan mengenai pengaturan suara Toa Masjid ketika digunakan misalnya ketika Adzan atau Sholawatan. 

Dalam persoalan ini penulis mencoba menengahi. Hemat penulis harusnya Menag ketika memberikan pernyatan itu di awali dengan memberikan pengantar terlebih dahulu sehingga tidak langsung kepada inti permasalahan, misalnya dengan memberikan satu contoh kasus yang dulu pernah terjadi di Tanjungbalai Sumatra Utara tahun 2016. 

Seorang perempuan yang bernama Meiliana keturunan Tionghoa (non Muslim) yang meminta kepada pengurus masjid untuk mengecilkan suara Adzan karena merasa bising dan mengganggu. Namun, sayang permintaan itu berujung dipenjara karena dianggap menghina Islam. 

Nah dari contoh itu kiranya bisa memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara umum. Itu kiranya yang menjadi kekeliruannya. Kemudian soal ilustrasi antara suara Adzan dengan suara gonggongan Anjing, memang benar Menag tidak membandingkan dua suara itu, tetapi ketika dua suara itu itu dihadirkan dalam pernyataannya, ini yang menjadi persoalan sehingga menimbulkan kegaduhan dimasyarakat Muslim. 

Sekali lagi menurut penulis ada sebuah penyampaian dari Menag yang tidak tuntas. Tolong berikan pemahaman kepada masyarakat secara menyeluruh.

Kemudian mengenai reaksi masyarakat pada persoalan ini, menurut penulis itu merupakan hal yang wajar terjadi. Karena memang masyarakat tidak bisa memahami secara langsung apa yang sesungguhnya digagas oleh Menag. 

Dalam hal ini menurut penulis, masyarakat Muslim juga harus sadar bahwa Menteri Agama itu bukan hanya mengusrus satu agama saja, dalam hal ini agama Islam. Tetapi Menteri Agama juga harus mengurusi semua agama yang ada di Indonesia bahkan aliran kepercayaan pun haknya harus tetap dilindungi. Ini semua bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada semua agama yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun