Mohon tunggu...
Aris Budiyanto
Aris Budiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan Pemperhati Pendidikan

Metacognition, Mathematics Education, Teacher Development, Educatinal Policy, Islamic Eduction

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meneladani Rasulullah

16 April 2022   06:30 Diperbarui: 16 April 2022   06:41 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang muslim tentu setiap aspek kehidupan yang dijalani harus sesuai dengan apa yang diperintahkan dalam Al-Qur'an dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. 

Namun, kita sebagai pengikut akhir zaman yang notaben tidak pernah berjumpa, melihat secara langsung akhlaq Rasulullah tidak akan mampu untuk mencontoh semua prilaku beliau dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Yang dapat kita lakukan hanyalan berusaha meneladani akhlaq beliau sambil berdoa agar apa yang kita lakukan mendapat ridho dari Allah SWT. Dan semoga kelak Rasulullah Muhammad SAW. mengakui kita sebagai ummat beliau yang layak juga mendapatkan syafaat di akhirat kelak. 

Kenapa kita dikatakan tidak mampu mencontoh akhlaq Rasulullah karena kita tidak akan mampu bersabar menanggung cobaan seperti apa yang beliau dapatkan. 

Bagaimana beliau serius dan banyak ibadahnya, bagaimana beliau sangat mencinai sahabat dan ummatnya meskipun belum pernah bertemu melebihi cinta beliau kepada diri sendiri. 

Sementara kita ini seringnya jika mendapatkan nikmat lupa diri dan ketika mendapatkan cobaan banyak mengeluh dan mempertanyakan keadilan tuhan. Padahal setiap keadaan yang diberikan Allah kepada hambanya semuanya memiliki arti dan tujuan tertentu.

Untuk bisa meneladani Rasulullah tentu tidak serta merta kita hanya mempelajarinya secara mandiri dengan membaca tulisan-tulisan dibuku, menonton di media online namun semestinya kita memiliki guru. Setidaknya jika seseorang memiliki guru akan mendapatkan keuntungan pertama, aka nada orang yang mengarahkan kita jika ada perbuatan yang tidak sesuai. 

Kedua, aka nada yang selalu menyemangati kita jika sedang dalam keadaan malas menghampiri. Dan yang terakhir adalah seorang guru tentu sanat keilmuanya akan terjaga sampai dengan Rasulullah SAW. sehingga dalam meneladani akhlaq beliau tidak sekedar ikut-kutan atau berinisiatif sendiri mengikuti namun memang banar apa yang diajarkan oleh guru adalah benar apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Semoga kita diberikan kekuatan, kemampuan, semangat, serta keistiqomahan untuk bisa terus meneladani setiap tingkah laku bainda Rasulullah SAW.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun