Dengan rahmat Allah SWT semua akan menjadi terang.
Makna kalimat Tauhid "laa illaha illallah" adalah peniadaan semua ciptaan dan hanya menjadikan Allah SWT sebagai sumber segala pengharapan, tidak ada yang mampu memberikan pertolongan atau mendatangkan turunya ujian melainkan dengan dengan seizinNya.
Kalimat ini juga mengandung pengertian bahwa tidak ada daya kekuatan berbuat taat kecuali atas bantuan pertolongan karunia Allah SWT seata-mata dan tidak ada daya kekuatan menghidar dari perbuatan dosa serta maksiat melainkan dengan kekuataNya.
Memang pada Hakikatnya segala perbuatan yang terjadi pada manusia telah ditetapkan jauh sebelum dunia diciptakan, dan secara Syariat juga dituntut untuk tidak menyandarkan diri pada amal perbuatanya, meski secara Dhohir Allah SWT menyuruh hambanya berusaha memberikan amal terbaiknya.
Jangan sampai manusia jumawa terlalu percaya diri kalau apa yang mampu diraihnya seperti pencapaian dunia seperti harta banyak, jabatan tinggi, kemasyhuran maupun pencapaian akhirat seperti pemahaman mendalam tentang ilmu agama semua itu dikarenakan usaha kerasnya dalam belajar atau berusaha.
Ketika terjadi musibah, kecelakaan, kerugian hati jauh dari nikmat berdzikir dikarenakan dosa yang menyebabkan Allah SWT tidak mau memberikan karunianya kepada sang hamba tersebut. secara hakikat Allah SWT tidak membutuhkan amal dari seorang hamba apakah itu perbuatan baik maupun buruh, semua tidak akan berpengaruh terhadap kebesaranNya, justru manusialah yang membutuhkan Allah SWT untuk bisa taat dan terhindar dari dosa.
Perbuatan dosa apapun tidak akan menghalangi kemurahan Allah SWT meberikan karunia kepada hambanya, dan perbuatan sebaik apapun tidak akan menambah sedikitpun kemuliaanNya. Semua itu hak penuh Allah SWT kalau ingin memberi tidak memperhitungkan apakah hamba itu sedang dalam keadaan taat dan dosa.
Seorang hamba yang ingin menuju kepada Allah SWT tentu akan selalu menjaga diri untuk bisa mempersembahkan amal terbainya dan berusaha sebisanya menjauhi dosa, karena salah satu ciri dari cinta kasih Allah SWT kepada hambanya adalah selalu dimudahkanya dalam melaksanakan perbuatan-perbuatan ketaatan, yang disisi lain semua amal perbuatanya tidak berpengaruh sedikit pun terhadap kemurahan Allah SWT akan memberi atau mencabut karuna dari para hambaNya.
Orang arifin bila terjadi padanya dosa tidak lantas berkecil hati akan rahmat Allah SWT, mereka selalu optimis bahwa rahmat dan karunia Allah SWT itu lebih besar dari pada perbuatan dosa yang telah dilakukan.
Tentunya meraka merasakan sedih juga karena terlewatkan berbuat taat atau malah melakukan maksiat namun hal tersebut tidak membuat mereka bersedih berkepanjangan dan su'udzon Allah SWT tidak akan pernah memberikan karunia disebabkan perbuatan dosanya tersebut. orang arifin ketika terjadi padanya suatu dosa segera memohon ampun dan bertaubat segera menggantinya dengan amal-amal ketaatan lainya.
Tingkatan iman yang paling tinggi adalah iman yang mampu melepaskan dirinya dari belenggu yang membebaninya, melalui ujian. Inilah keistimewaan yang paling berharga ketika mampu melewati segala ujian yang akan membuat seorang hamba terasah ketajaman mata hatinya, melihat hakikat kehidupan yang membuatnya selalu dekat kepad Allah SWT baik dalam keadaan mampu menjalankan taat atau sedang terjerumus dalam perbuatan dosa.