Mohon tunggu...
Kadek Aristya Pradana
Kadek Aristya Pradana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Nilai-nilai Tri Hita Karana

15 Desember 2023   11:52 Diperbarui: 15 Desember 2023   12:23 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NILAI – NILAI TRI HITA KARANA

Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta yang terbentuk dari tiga kata, yaitu Tri yang artinya tiga, Hita yang artinya kebahagiaan atau sejahtera dan Karana yang artinya penyebab. Dengan demikian falsafah Tri Hita Karana mengandung makna tiga penyebab kebahagiaan. Adapun tiga penyebab kebahagian yang dijabarkan dalam konsep Tri Hita Karana antara lain Parhayangan, yaitu  hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Parhayangan menegaskan bahwa manusia diharapkan senantiasa menghaturkan sujud bakti kepada Tuhan, Sang Pencipta Alam Semesta beserta isinya. 

Contoh penerapan Parhayangan adalah membersikan pura, taat sembahyang dan melaksanakan ajaran dharma. Yang kedua ada Pawongan, yaitu hubungan harmonis dengan sesame manusia. Pawongan menekankan hubungan yang harmonis sesame manusia yang dapat diwujudkan dalam keluarga dan juga persahabatan. 

Contoh penerapan Pawongan adalah menjaga dan menjalin hubungan yang baik dengan bersikap tenggang rasa, saling menghargai dan saling tolong menolong. Dan yang terakhir adalah Palemahan, yaitu hubungan yang harmonis dengan alam lingkungan. Palemahan menekankan hubungan antara manusia dan lingkungan, mencakup tumbuh tumbuhan, binatang dan lainnya. Contoh penerapan palemahan adalah dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan tidak mengeksploitasi isi alam.

NILAI TRI HITA KARANA DALAM ADAT ISTIADAT, KELUARGA DAN AGAMA

         Adat istiadat adalah bentuk budaya yang mewakili norma, nilai, tradisi dan kebiasaan bersama dari suatu kelompok. Biasannya, adat istiadat digunakan untuk mengatur sikap dan perilaku suatu kelompok masyarakat agar terjadi suatu keharmonisan di dalam sebuah kelompok. Salah satu nilai Tri Hita Karana yang ada di dalam adat istiadat adalah Pawongan, yaitu hubungan harmonis dengan sesame manusia.
        Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunya hubungan kekerabatan atau hubungan darah karena perkawinan dan kelahiran. Dalam sebuah keluarga tentu saja kita harus menjaga hubungan harmonis antar anggota keluarga, maka dari itu di dalam keluarga sudah menjalankan nilai nilai Tri Hita karana yaitu Pawongan.
        Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan umat Hindu selama ini adalah dengan cara hubungan antara manusia dengan tuhannya yang diwujudkan dengan Dewa Yadnya, hubungan manusia dengan alam yang diwujudkan dengan Butha Yadnya dan hubungan antar sesame manusia diwujudkan dengan Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya.
IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI

Parahyangan :
          Implementasi parahyang dalam kehidupan sehari – hari dapat dilakukan dengan cara melakukan persembahyangan, baik persembahyangan dipura maupun di merajan. Kemudian yang kedua adalah dengan melakukan puja tri sandya, puja tri sandya biasannya dilakukan tiga kali sehari yaitu pada jam 6 pagi, jam 12 siang dan jam 6 sore.

Palemahan :
           Implementasi palemahan dalam kehidupan sehari – hari dapat dilakukan dengan cara menjaga dan membersihkan lingkungan, seperti menyapu dan juga menyiram tanaman. Kemudian cara yang kedua adalah melakukan upacara mecaru, selain merupakan implementasi dari palemahan, mecaru juga merupakan implementasi daripada parahyangan. Akan tetapi hal ini tidak dilakukan setiap hari, tetapi hanya dihari – hari tertentu saja.

Pawongan :
          Implementasi pawongan dalam kehidupan sehari – hari dapat dilakukan dengan cara melakukan interaksi dengan teman, seperti berkomunikasi, bergotong royong dan lain sebagainnya. Dalam agama hindu terdapat suatu ha yang menggabungkan ketiga nilai Tri Hita Karana ini, yaitu gotong royong membersihkan pura. Nilai pawongan diambil dari gotong royong, nilai palemahan dari membersihkan lingkungan dan nilai parahyangan dari sujud bakti kehadapan ida sang hyang widhi wasa karena sudah membersihkan rumah beliau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun