Penanda di dalam mitos menampilkan dirinya secara ambigu: pada saat yang bersamaan, ia adalah makna sekaligus bentuk, di satu sisi penuh namun di sisi lain sebaliknya. Makna dari penanda tersebut dapat ditangkap oleh pandangan mata atau realitas sensorik (Barthes, 165). Makna yang ditangkap oleh realitas sensorik tersebut dapat berkembang menjadi pengetahuan akan suatu realitas.
Makna mengandung seluruh sistem nilai: sejarah, geografi, moralitas, sastra dan kebijaksanaan hidup. Namun, poin mendasar dari semua itu adalah bahwa bentuk tidaklah menyembunyikan makna, ia hanya memisahkan makna, ia menempatkannya pada jarak tertentu, ia memiliki makna yang siap untuk digunakan (Barthes, 166).
Namun di sisi lain, Barthes menegaskan bahwa bentuk dalam mitos bukanlah simbol, misalnya ras tertentu memberi hormat kepada raja bukanlah simbol dari kekaisaran Perancis (Barthes, 166). Dalam hal ini, kesadaran akan konteks dari sebuah bentuk sangatlah penting.
Sedangkan petanda merupakan sejarah yang mengosongkan bentuknya secara keseluruhan akan diserap oleh konsep. Petanda menjadi motivasi yang menyebabkan terungkapnya mitos (Barthes, 167). Konsep yang kuat dari petanda menyusun kembali rentetan sebab dan akibat, tujuan dan akibat, serta dipenuhi dengan berbagai situasi.
Namun, suatu petanda dapat memuat beberapa penanda. Dengan demikian, penanda dapat menghadirkan dirinya kembali dan terbuka akan konsep simbol di dalam mitos. Adanya simbol menegaskan bahwa tidak ada rasio tetap antara volume petanda dan penanda (Barthes, 170). Namun, dalam mitos, ketidak-seimbangan antara penanda dan petanda tidak mengurangi makna dari mitos.
Referensi
Barthes, Roland. 2004. Mitologi. (Ed. Terj. Oleh Nurhadi dan A. Sihabul Millah). Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Barthes, Roland. 2006. Membedah Mitos-mitos Budaya Massa Semiotika atau Sosiologi Tanda, Simbol dan Representasi. (Ed. Terj. Dede Lilis Ch, et al). Yogyakarta: Jalansutra.
Lavers, Annette. 1982. Roland Barthes: Structuralism and After. London: London: Methuen & Co. Ltd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H