Mohon tunggu...
Aris Munandar
Aris Munandar Mohon Tunggu... -

jadillah diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harapan Bertemu Ayah

25 April 2012   18:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:07 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu hari hiduplah 3 orang yang sangat miskin dan mereka tinggal di sebuah desa yang sangat terpencil, keluarga ini terdiri dari nenek yang bernama sarifah dan dua orang cucu kembar, cucu yang pertama bernama latif dan cucu yang kedua bernama latifah, hidup mereka selalu kekurangan disetiap harinya bahkan mereka sering tidak makan, tapi mereka selalu sabar dan tabah.

Di suatu pagi cucu pertama yang bernama latif pergi ke dapur dan tak sengaja memecahkan sebuah piring tanah, piring tanah itu terpecah menjadi dua, sang nenek dan latifah pun kaget mendengar pecahan piring di dapur, sang nenek pun menghampiri ratih di dapur dan cucu ke dua pun menyusul nenek, sang nenk menangis melihat pecahan piring tanah itu.

Sang cucu pun kebingungan melihat mengapa sang nenek menangis, dan si latifah pun menegur si nenek, nek mengapa nenek menangis, itu kan hanya sebuah piring tanah biasa? Nenek pun menjawab bagi kalian ini biasa tetapi bagi nenk ini adalah harta yang paling berharga, sang cucu pun kaget mendengar ucapan nenek, dan bertanya kembali apa maksud nenek? Ini adalah piring peninggalan ayah kalian nenek menjawab.

Kedua cucunya pun semakin bingung dan berkata bukankah ayah kami berdua telah meninggal? Tidak cu ayah kalian masih hidup kata nenek, dan latifah bertanya bila ayah kami berdua masihhidup sekarang ada diman beliau nek? Ayahmu merantau ke kota sejak umur kalian berdua genap dua bulan, saat itu ayah kalian bingung harus berbuat apa semenjak ibu kalian meninggal setelah melahirkan kalian, karena dulu ibulah yang menjadi tulang punggung keluarga.

Ayah kalian berpesan jika nanti dalam merantau ak tak pernah pulang kedesa ini carilah aku dengan menunjukan piring tanah ini, tetapi piring ini sudah pecah nek terus bagaimana kata latifah, sekrang begini cucuku kita cari saja ayah kalian ke kota dan kita tunjukan pecahan piring ini jawab nenek, baiklah nek cucunya berkata, ini kalian pegang masing-masing pecahan piring ini, tetapi sesampainya di kota si latifah terpisah dengan nenk dan kakanya latif.

Di tengah kota yangsangat ramai dan asing bagi latifah, ia merasakan haus dan lapar sehingga membuat latifah mengemis dengan pecahan piring tanah yang di berikan neneknya, tepat di depan latifah mengemis ada sebuah mobil mewah dan turunlah seorang laki-laki dan memberikan uang kepada latifah, dan laki-laki itu terkejut melihat latifah mengemis dengan pecahan piring tanah, didalam hati laki- laki itu bertanya tanya piring ini mirip dengan piring yang ku berikan pada ibu di desa dulu.

Dan laki-laki itu sadar ya tuhan aku sudah 17 tahun tidak menjenguk ibu, laki-laki itu pun bertanya kepada latifah dari mana kaudapatkan pecahan piring tanah ini nak? Latifah pun menjawab ak dapatkan dari nenek ku pak, siapa nama nenekmu laki-laki itu pun bertanya kembali? Nenlu bernama sarifah pak, benarkah nak apakah kau tinggal di desa wongo? Iya pak ak dari desa wongo, terimaksih tuhan laki-laki itu pun memeluk latifah dan mengatakan kau adalah anakku, apakah kau latifah? Iya pak aku latifah, aku adalah ayahmu nak.

Dan latifah pun seakan tidak percaya bahwa laki-laki yang mempunyai mobil mewah itu adalah ayahnya, ayahnya bertanya dimana nenek dan kakak mu? Kami terpisah sejak baru sampai di kota ayah, kalau begitu ayo kita cari nenek dan kakakmu bicara laki-laki itu, dan latifah pun langsung naik dan mencari nenek dan kakanya.

Mobil mewah itupun terhenti di sebuah lampu merah, tak sengaja si latifah melihat nenek dan kakaknya sedang duduk lemas di dekat lampu merah, dan latifah berbicara kepada laki-laki itu yang tidak lain adalh ayahnya sendiri, latifah dan laki-laki itu pun keluar dan turun dari mobil, latifak berteriak nenek, kakak, si nenek terkejut mendengar pangilan itu dan mencari suara yang memanggilnya.

Nenek pun melihat latifah sedang berlari menuju arahnya bersama laki-laki yang di lihat tidak asing oleh nenek. latifah, nenek dan kakaknya pun saling berpelukan, dan latifah berkata aku sudah bertemu dengan ayah, laki-laki itu pun langsung bersujud dikaki nenek dan meminta maaf karena sudah menelantarkan nenek dan dua anaknya sendiri dengan air mata yang terjatuh, dan si nenek mengangkat laki-laki itu dan berkat sudah nak tidak apa-apa aku sudah memaafkanmu, yang penting kita sudah bertemu, dan kini nenek dan cucunya hidup bahagia setelah bertemu dengan ayahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun