keluarga, apa yang terlintas di benak kita? Kelembutan kasih sayang? Kebersamaan? Atau justru kerumitan dan drama yang tak berkesudahan? Nah, coba bayangkan bagaimana jadinya ketika semua itu berpindah ke dunia maya, di mana setiap like dan comment bisa jadi menyimpan sejuta makna dan potensi konflik yang tak kalah seru.
Ketika kita berbicara tentangDi antara keluarga kita siapa saja yang bermain media sosial? jawabannya, bisa jadi dari nenek yang suka main TikTok, bapak yang sibuk berbagi berita politik di Facebook, sampai adik yang terus-terusan update story di Instagram. Hampir semua anggota keluarga kita kini telah menjadi warga dunia maya. Bahkan, si kucing peliharaan pun mungkin sudah punya akun Instagram sendiri, lengkap dengan follower yang lebih banyak dari kita.
Era sekarang ini, media sosial telah menjadi satu bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari. Kita bisa melihat dari berbagai survei bahwa pengguna media sosial dari berbagai kalangan umur terus meningkat.Â
Menurut laporan dari We Are Social dan Hootsuite pada tahun 2024, lebih dari 80% populasi dunia menggunakan media sosial. Ini berarti, hampir semua anggota keluarga kita, mulai dari yang termuda hingga yang tertua, telah terhubung dalam jejaring maya ini.
Namun, pertanyaan selanjutnya yang lebih menarik adalah: "Apakah sesama anggota keluarga di rumah saling 'berteman' di media sosial?" Dan di sinilah drama keluarga sering kali dimulai. Berteman dengan keluarga di media sosial bisa jadi bagaikan berjalan di atas tali—salah langkah sedikit saja, Anda bisa terjatuh.
Ketika Privasi dan Transparansi Beradu
Pertanyaannya, apakah kita harus seterbuka itu dengan keluarga terkait aktivitas di media sosial? Pada dasarnya, setiap orang memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda terkait privasi mereka. Ada yang nyaman berbagi segala hal, dari foto makanan hingga curhatan hati yang paling dalam, sementara yang lain lebih suka menjaga jarak.
Media sosial pada dasarnya adalah ruang publik yang sangat privasi. Apa yang kita bagikan di sana bisa diakses oleh banyak orang, termasuk keluarga kita. Namun, apakah kita harus seterbuka itu? Privasi adalah hak setiap individu. Kita harus menyadari bahwa tidak semua hal harus dibagikan, dan tidak semua anggota keluarga harus mengetahui setiap detail kehidupan kita.
Pernahkah Anda menahan suatu unggahan karena tahu ada anggota keluarga yang juga mengetahuinya? Mungkin Anda ingin mengunggah foto saat sedang berpesta hingga larut malam, tapi berpikir dua kali karena ibu Anda juga ada di daftar teman Anda. Atau mungkin Anda ingin menulis status yang sedikit sinis tentang politik, tapi khawatir paman Anda yang super fanatik akan tersinggung.Â
Saling mengikuti di media sosial memang bisa menjadi dilema. Di satu sisi, kita ingin berbagi momen-momen penting dan menyenangkan dengan keluarga. Di sisi lain, kita mungkin merasa tidak nyaman karena tahu bahwa setiap unggahan akan dinilai dan dikomentari oleh mereka. Ini bisa menciptakan tekanan tersendiri yang akhirnya membuat kita memilih untuk menahan diri.
Dampak Saling Follow Antar-Keluarga