Mohon tunggu...
Ari Rosandi
Ari Rosandi Mohon Tunggu... Guru - Pemungut Semangat

Menulis adalah keterampilan, mengisinya dengan sesuatu yang bermakna adalah keniscayaan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Peretasan Pusat Data Nasional (PDN): Tamparan Digitalisasi

1 Juli 2024   10:25 Diperbarui: 1 Juli 2024   14:16 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Ungkapan kekesalan muncul di benak masyarakat Indonesia beberapa hari ini dengan berita peretasan Pusat Data Nasional yang merebak di semua media. Saya ingin menyampaikan ucapan selamat datang di dunia digital, dimana data tidak lebih berharga dari tambang emas, dan privasi hanya sebuah dongeng klasik belaka. 

Ibarat rumah tangga yang ketahuan goncang karena tetangga mendengar suara gaduh dari dalam, negara ini mendadak disorot dunia internasional karena jebolnya benteng digital yang seharusnya kokoh. Semua seperti saling menyalahkan, saling lempar tanggung jawab. Saya ingin menelusuri lebih jauh, mengapa digitalisasi yang digadang-gadang sebagai solusi justru menjadi momok menakutkan.


Dari Idealisme ke Realitas Digitalisasi 

Di atas kertas, digitalisasi adalah jawaban atas banyak masalah. Bayangkan segala sesuatu bisa dilakukan dengan cepat dan efisien; mulai dari pelayanan publik, hingga pengambilan keputusan yang lebih tepat berdasarkan data yang akurat. Apa boleh buat,antara teori dan praktik, terbentang jurang yang dalam. Jurang inilah yang menganga lebar ketika serangan siber menghantam pusat data negeri kita.

Sebelumnya kita sudah tidak asing dengan pidato-pidato tentang digitalisasi, seperti mendengar lantunan puisi tentang masa depan yang cerah. Namun, kenyataan di lapangan lebih mirip sandiwara komedi dengan plot twist yang tak terduga. Alih-alih menjadi pahlawan teknologi, kita malah jadi korban film thriller berjudul "Peretasan".

Antara Hantu Digital dan Tukang Becak

Silakan bayangkan percakapan antara seorang tukang becak di kampung dan seorang ahli IT ini.

"Mas, saya dengar data kita diretas ya?" tanya si tukang becak.

"Benar, Pak. Data kita diambil sama hacker," jawab ahli IT dengan wajah serius.

"Loh, kalau begini jadinya, bagaimana saya mau pakai aplikasi becak online?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun