Bicara mengenai dedikasi, apakah kalian mengetahui makna tersebut? Dedikasi adalah suatu usaha yang membutuhkan pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan usahanya yang mempunyai tujuan mulia. Dedikasi bisa diartikan juga sebuah pengabdian untuk melaksanakan cita-cita luhur dan diperlukan adanya keyakinan yang teguh dan mantap tanpa adanya keragu-raguan di dalam hati. Dedikasi ini sangat diperlukan dalam menekuni sesuatu pekerjaan atau profesi. Dedikasi ini dapat menumbuhkan rasa kepercayaan orang lain kepada kita.
Kali ini saya akan membahas dedikasi seorang pendidik. Menjadi seorang pendidik bukan lah hal yang mudah. Ada tantangan dan lika-liku dalam sebuah perjalanan. Menjadi seorang pendidik tidak bisa diraih dengan cara yang instan. Melainkan harus melewati beberapa tantangan yang akan membuatnya kuat dan tegar ketika terjun dalam lembaga pendidikan kelak. Mengapa demikian? Karena ada yang menempuh tahap awal menjadi seorang pendidik ialah menjadi seorang guru honorer, yang upahnya tak sebesar upah guru PNS namun kewajibannya sama, yaitu mentransfer ilmu dan memahamkan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Tetapi, tak semua pendidik harus melalui tahap guru honorer, melainkan ada yang langsung lolos dalam tes CPNS, sehingga langsung bisa mengajar di instasi pendidikan.
Step by step harus dilalui seorang pendidik dengan sabar dan ikhlas. Karena mencerdaskan kehidupan bangsa adalah visi dari bangsa Indonesia yang tertera dalam UUD 1945 Alenia 4. Bahkan Allah telah berfirman dalam Q.S Al- Al-Isra' ayat 7 yang berbunyi:
أِنْ اَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لأَِنْفُسِكُمْ. وَإِنْ أَسَأْ تُمْ فَلَهَا
Artinya: Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang yang menanam kebaikan, maka akan menuainya dikemudian hari. Jadi, jika berbuat baik niatkan semuanya karena Allah, maka akan mendapatkan kebarokahan dan keridhoan yang dirasakan suatu saat nanti.
Ada beberapa persepsi yang mengatakan bahwa menjadi seorang pendidik adalah pekerjaan yang mudah dan upahnya besar. Faktanya, seorang pendidik upahnya tak sebesar yang mereka pikirkan dan tak senikmat yang dibayangkan. Beliau harus mencerdaskan dan memahamkan anak orang lain, beliau harus menganggap peserta didiknya adalah anak kandungnya, terkadang pengorbanan beliau pun tidak ternilai dimata peserta didiknya dan bahkan banyak peserta didik yang berani terhadap gurunya.
Apakah kita pernah berpikir bagaimana perjuangan, pengorbanan dan pengabdian seorang pendidik terhadap lembaga pendidikan? Perjuangan yang dirintis dari nol untuk menuju ke satu, pengorbanan hujan panas beliau lalui demi mengajarkan satu huruf kepada peserta didiknya, serta pengabdian kepada sekolah dan berharap agar semua peserta didiknya cerdas dan bermanfaat bagi orang lain.
Oleh karena itu, marilah kita sebagai peserta didik yang baik, hormati, hargai dan sayangilah guru-guru yang telah mengajarkan satu huruf kepada kita, yang telah menghantarkan kita ke jenjang yang telah di idam-idamkan, yang telah menjembatani kita menuju cita-cita kita. Ketahuilah, tak ada satu orang guru pun yang ingin menjerumuskan peserta didiknya ke jalan yang sesat, beliau hanyalah perantara yang membantu kita menuju jalan yang benar. Jangan lah kita menjadi kacang yang lupa pada kulitnya, alangkah baiknya kita menjadi padi yang semakin berisi semakin merunduk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H