Mohon tunggu...
Ariq Riandi
Ariq Riandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Seorang mahasiswa dengan keahlian di bidang multimedia, dan suka mencari tau tentang isu terkini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Balimau Kasai, Penyucian Diri Menyambut Bulan yang Suci

8 November 2024   23:35 Diperbarui: 9 November 2024   04:09 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: M. Ariq Ibnu Riandi dan Firyal Azhar Fadhila

Balimau adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat di Sumatera Barat untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Istilah Balimau berasal dari bahasa Ocu (Kampar) yang berarti mandi menggunakan air yang dicampur dengan perasan jeruk.

 Limau sendiri berarti jeruk dan jeruk yang sering digunakan dalam mandi ini adalah jeruk nipis, jeruk purut dan jeruk kapas. Sedangkan kasai berarti wewangian, yang terbuat dari beragam bunga. Kasai ini sudah biasa digunakan warga masyarakat sebagai pengharum badan dan pendingin kepala. 

Kegiatan ini biasanya dilaksanakan satu atau dua hari sebelum puasa dimulai dan melibatkan mandi bersama di sungai dengan menggunakan jeruk nipis sebagai simbol penyucian diri. Dalam konteks budaya, Balimau Kasai tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan ungkapan syukur dan kegembiraan atas datangnya bulan Ramadhan.

Tradisi Balimau Kasai memiliki makna yang dalam pada budaya masyarakat Sumatera Barat. Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai asal muasalnya, banyak yang percaya bahwa tradisi ini merupakan warisan dari kebudayaan Hindu yang kemudian diakulturasikan kedalam budaya Sumatera Barat. 

Dalam catatan sejarah, pemandian Balimau Kasai pertama kali dilaksanakan pada tahun 1960-an di desa Batu Belah Kabupaten Kampar. Pada mulanya, mandi Balimau Kasai hanya dikenal sebagai tradisi masyarakat di sepanjang sungai Kampar saja. 

Namun sejak tahun berikutnya, pemerintah tingkat kecamatan bahkan kabupaten telah ikut berperan untuk membuat  upacara mandi Balimau Kasai sebagai salah satu objek wisata budaya. Tradisi ini sebenernya adalah simbolis upacara membersihkan diri atau mandi menjelang bulan Ramadhan. 

Tradisi yang sama juga dikenal oleh masyarakat diluar kabupaten Kampar, bahkan hampir di seluruh kabupaten/kota di provinsi Riau dengan sebutan yang berbeda-beda. Mandi Balimau Kasai juga merupakan salah satu tradisi turun temurun dari nenek moyang masyarakat asli Kampar termasuk di desa Alam Panjang, salah satu desa yang ada di kecamatan Rumbio Jaya, kabupaten Kampar, provinsi Riau yang masih bertahan hingga sekarang.

 Tradisi ini masih dilestarikan oleh penghulu daerah maupun pemerintah dan masyarakat. Mandi Balimau Kasai dianggap sebagai salah satu upacara tradisional yang istimewa dan sakral bagi masyarakat desa Alam Panjang untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan, upacara tradisional ini juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun