Sokrates, seorang filsuf yunani, pernah berkata "hidup yang tidak direfleksikan, tidak layak untuk dihidupi." Refleksi adalah salah satu kegiatan yang penting dan sangat berpengaruh bagi para seminaris dalam menjalani masa formatio. Sebenarnya apa itu refleksi? Refleksi adalah sebuah tindakan untuk menilai, mengkaji diri sendiri dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup. Refleksi memerlukan keheningan dan bertujuan untuk mencapai inner peace dengan melihat pesan, yang tanpa disadari, disampaikan oleh Tuhan. Lantas, mengapa para seminaris menghindari untuk berefleksi?
Avoidance-Coping
 Salah satunya penyebabnya adalah terdapat beberapa orang yang sulit untuk menghadapi persoalan pribadinya dan memutuskan untuk menghindarinya. Untuk mencapai inner peace yang disebutkan sebelumnya, kita perlu mencari solusi dan membutuhkan keberanian untuk menghadapinya. Dengan kita menghadapi persoalan kita masing-masing kita dapat memulai proses pendewasaan kita dalam melihat hidup dan menentukan apakah kita mau berubah atau tidak?
Me-time
 Banyak sekali seminaris yang meremehkan me-time atau waktuku. Padahal, dengan me-time memberikan kesempatan kepada otak untuk beristirahat, menjernihkan pikiran, mengurangi stres, sekaligus merevitalisasi tubuh. Bagaimana cara cari waktunya? Pertama kita harus memperhatikan rutinitas kita sebagai seminaris bagaimana dan temukan sela-sela waktu untuk me-time. Saat awal memulainya, barangkali kita akan merasa stres atau merasa bersalah karena ada pekerjaan yang ditinggalkan. Namun, rasakan manfaat me time setelah itu. kita jadi punya lebih banyak energi setelah memberikan jeda pada diri sendiri. Dengan kita menyediakan waktu yang berkualitas untuk diri kita sendiri, kita memiliki kesempatan untuk berpikir lebih mendalam sehingga bisa lebih efektif dalam berefleksi.
Refleksi tidak dibaca oleh formator
  Harus diingatkan bahwa refleksi tidak harus dibaca oleh formator. Sebuah refleksi itu datang dari diri sendiri dimana kita merenungkan kehidupan kita, bagaimana kita menghadapi persoalan sehari-hari dan bagaimana Tuhan hadir di dalamnya. Karena proses pendewasaan itu, merupakan pengalaman pribadi tetapi teman atau yang lainnya hanya membantu mencapai itu.Â
Chamber of Reflection
 Refleksi merupakan suatu instrumen untuk mencapai proses pendewasaan yang dilakukan secara pribadi. Teman-teman, formator, dll mereka hanya membantu dan untuk berefleksi semuanya tergantung dari kita. Kita harus memiliki keberanian untuk menghadapi persoalan kita masing-masing dan mau menyediakan waktu yang berkualitas untuk diri kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H