keinginan, mimpi, cita-cita adalah hal yang selalu lekat pada benak manusia. 3 hal tersebut sudah seharusnya menjadi salah satu tujuan untuk hidup, bayangkan jika lo hidup ga punya keinginan rasanya kaya makan sayur tanpa garam yap hambar. keinginan atau cita-cita juga menjadi booster buat lo dalam menjalani sebuah kehidupan. pas kecil pasti lo sering ditanyain "kalo udah gede cita-citanya mau jadi apa?" pertanyaan yang selalu membuat kita lantang menjawab Tentara, Polisi, Dokter, bahkan presiden. yap di masa kecil ketika kita ditanyain mengenai cita-cita selalu bisa dengan lantang menyebut nya. mungkin karena kita sedari dulu selalu di doktrin untuk bermimpi setinggi langit. dan sedari dulu pun ketika kita kecil, kita tidak terbebani sebuah realita bahwa sebuah keinginan harus dibarengi oleh sebuah usaha.
semakin bertambah nya usia, kita semakin mengerti bahwa mimpi kita sedari dulu bukanlah sebuah hal yang mudah untuk diraih. banyak dari kita yang benar benar mengubur mimpi atau cita-cita nya karena memang mungkin sudah pesimis dengan keadaan. tidak sedikit pula antara keinginan atau cita-cita sedari kecil kita bisa beubah seiring berjalan nya waktu. hal tersebut memang sudah lumrah karena memang ada banyak faktor yang menjadi hambatanya. tapi, ga sedikit juga loh orang yang sedikit menurunkan cita-cita nya agar terlihat sedikit realistis dengan keadaan namun menjadi sumber bahagia bagi hidup nya dia.
tidak salah sama sekali untuk orang yang mempunyai mimpi setinggi langit, gak kok ga salah. pandangan gue mimpi sekecil nya raih sebesarnya. jadi maksudnya ketika gue mempunyai mimpi, sudah pasti mimpi itu tidak setinggi orang-orang, yap sedari gue kuliah gue menyadari mimpi kecil yang terwujud juga merupakan hal besar. gue selalu bermimpi segala sesuatu yang masih gue anggap bisa untuk meraihnya. gue ga perna tuh mimpi untuk bekerja di perusahaan besar seperti google, apple atau pun perusahaan perusahaan kapitalis lainnya. tapi gue punya mimpi, gue mau bekerja. yap cukup sampai disitu hehe terkesan rendah banget ya? betul, tapi by my experience karna ue bermimpi hanya bisa sampai bekerja, jadi pekerjaan apapun didepan mata bisa gue ambil dan manfaatkan ilmu serta pengalaman yang didapat. pertama kali gue bekerja di cafe/warmindo kekinian gitu, awal masuk gue ditaro dibagian server, yak bener gue dibagian serving yang kalo dipikir-pikir kayanya sayang banget ilmu sarjana gue kalo kerja nya hanya serving, eits ini bukan mengecilkan sebuah profesi yah, tapi ga bisa dipungkiri pandangan terhadap gue yang sarjana selalu dibebani oleh ekspektasi gue harus bekerja di kantor.Â
beberapa bulan waktu berjalan, karena gue bisa menghandle store, gue didapuk menjadi PIC atau penanggung jawab store. tanggung jawab gue bertambah dari yang fokus untuk serving dan kebersihan sekarang juga harus membagi fokus ke urusan strategi penjualan serta stock barang. yap mengenai stock baranf bagi lo yang paham, itu tanggung jawab yang besar, ada selisih 1 pcs aja antara sistem dan fisik, ya gue harus gnti barang tersebut. kurang lebih 6 bulan gue bekerja sebagai PIC, entah doa orang tua gue yang mana yang didengar tetiba datang seorang pelanggan, ngobrol ga lama kemudian dia menawari sebuah pekerjaan ke gue. karena pelanggan ini tau pekerjaan gue berhubungan dengan stock/inventory management, beliau menawarkan pekerjaan di perusahaanya. tidak tanggung-tanggung, gue ditawari langsung menjadi lead production. kalo gue pikir-pikir anjir lah mana bisa gue di bagian produksi, terus harus nge lead beberapa kepala di dalamnya. tapi beliau meyakini gue kalo gue harus mencoba. yap gue resign dan langsung tancap gas menerima offering letter yang diberikan kepada gue. gue paham memang perusahaan yang dimana gue bekerja sekarang memang belum sebesar dan seprofit tokopedia atau perusahaan-perusahaan unicorn bahkan decacorn lainnya, tapi gue yakin, gue berada di sebuah anak tangga yang bisa membantu gue untuk naik ke puncak.
karena gue ga mau bermimpi untuk langsung bisa bekerja di perusahaan besar, tapi gue sangat yakin bahwa setiap langkah yang gue jalani sekarang itu membuat gue bahagia atas hidup.  gue tidak bermimpi besar, tapi gue raih sebesar-besarnya. kayak anak tangga, gue gabisa melihat anak tangga yang ada di puncak, tapi gue selalu menikmati setiap anak tangga yang gue lalui, karena dengan begitu gue akan selalu bisa menikmati hari ini, dan tak terlalu buram untuk hari esok. mungkin lo tanpa menyadari banyak menemukan kejadian-kejadian kecil atau keinginan kecil yang terwujud, ge bisa yakini lo punya kesenangan tersendiri atas hal tersebut. ga perlu menunggu puncak didepan mata untuk bisa bahagia bukan? cukup nikmati tiap langkah sampai ga kerasa bahwa lo  sudah tiba di puncak (tujuan) hidup. simple nya begitu. sekiaannn.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H