Beberapa minggu belakangan ini muncul sebuah tren yang dimotori oleh salah satu youtuber Indonesia yaitu Arief Muhammad. Ikoy-ikoyan sendiri berupa kegiatan yang disebut oleh Arief adalah sebagai berbagi kebahagiaan, menurutnya berbagi kebahagiaan ini sangat random dalam artian tak memandang status sosial, agama, ras, atau perbedaan-perbedaan lainya.Â
Ikoy sendiri berasal dari nama asisten pribadi nya Arief yang bernama M. Rizqi Fadhilah, berawal dari Arief selalu menginstruksikan Ikoy untuk memberi sesuatu kepada Followers Arief yang meminta secara random.Â
Tentunya hal ini memang diawali dengan asyik-asyikan Arief kepada followersnya, serta hadiah yang dikasih pun tak serta merta berupa uang, bisa berupa makanan/minuman, ataupun barang sesuai kemauan dari Arief nya sendiri.
Ikoy-ikoyan ini memang sudah berlangsung beberapa bulan, namun dalam beberapa minggu terakhir anstusiasnya semakin meledak dan terlalu masif.Â
Bagi para followers nya Arief tentu saja ini sebagai ajang seru-seruan antara artis dengan fans nya, namun karena tren ini semakin popular dan meledak banyak followers baru arief yang memang belum sepenuhnya paham atas dasar konsep Ikoy-ikoyan ini.Â
Menjadi ramai karena banyak orang meminta (bisa dibilang memalak) kepada artis-artis lain yang tidak ada hubunganya dengan Arief, disaat inilah beberapa artis banyak terganggu atas tren ini.Â
Banyak artis menilai bahwa tren ini mengajak masyarakat untuk selalu meminta dan menciptakan mental pengemis. Jika dilihat kasat mata, memang terlihat seperti mengajarkan meminta-minta sih ya.
Tapi kita lihat dari sudut pandang si pembuat tren ini, yap Arief Muhammad. Di salah satu kesempatan, Arief diwawancarai oleh Denny Sumargo dan sekaligus memberikan sedikit klarifikasi (lagi) untuk khalayak mengenai tren ini.Â
Arief mengemukakan bahwa tren ini dibuat atas dasar seru-seruan nya dia kepada followersnya, dan jika memang followers lama pasti sudah tahu rules bermain ikoy-ikoyan ini.Â
Ia mengemukakan yang kurang lebih seperti ini "gue analogiin biar gampang deh, misalkan kita punya tetangga yang setiap hari cuci baju pakai tangan, memang keluarga itu berkecukupan punya motor, punya sepeda tapi gue kan mau berbagi kebahagiaan, yaudah gue kasihlah dia mesin cuci agar setiap ia cuci baju tidak lagi pakai tangan. Kalo ada yang bilang itu ga tepat sasaran ya engga juga karena tugas gue di tren ini berbagi kebahagiaan bukan memberantas kemiskinan, kalo berantas kemiskinan mah tugasnya pemerintah." disaat wawancara dengan Denny Sumargo.