Pada era kecanggihan teknologi komunikasi seperti sekarang ini, setiap orang dapat dengan mudah menuangkan pemikirannya, lantas membagikannya kepada publik dengan mengunggahnya pada berbagai platformmedia sosial, maupun berbagai alamat blog yang dapat dengan mudah diakses masyarakat. Beberapa orang lebih memilih menekuni aktivitas bloginguntuk menuangkan berbagai gagasannya karena dianggap lebih leluasa menuangkan pemikirannya.
Dalam perkembangannya, ada bloger yang merasa nyaman dengan blog personal miliknya, ada pula yang mulai fokus menggarap blog mereka dengan format yang lebih terarah, seperti bidang kuliner, bidang pariwisata, bidang fashion,bidang design, bidang arsitektur, bidang fotografi maupun sekedar menuangkan hobinya dalam menulis cerita. Bermunculan begitu banyak tokoh-tokoh yang dikenal sebagai bloger handal seperti, Raditya Dika dan Trinity Traveler.
Dalam perkembangannya, kegiatan bloging semakin digandrugi masyarakat luas. Setiap orang bisa menjadi bloger profesional dengan fokus menggarap tulisan di bidang yang mereka suka. Para bloger ini mulai menumbuhkan tulisan-tulisan berkualitas yang digandrungi banyak pembaca. Produktivitas para bloger ini semakin dinantikan para pembacanya. Karena tingginya tingkat keterbacaannya, tulisan para blogerhandal dianggap menjadi media yang tepat untuk menanamkan brand awareness suatu produk atau jasa sebuah perusahaan. Di sisi lain, tak jarang pula dalam blog yang tengah kita baca, tersirat konten promosi tertentu, misalnya terkait brandmaskapai penerbangan, brandhotel berbintang, brandrestauran, hingga brandproduk kecantikan.
Tulisan tersebut selain memang fakta-fakta yang para penulis blog temukan pada kegiatan yang mereka tulis, namun tak sedikit pula, karya di blog mereka merupakan tulisan “pesanan” para klien yang menginginkan produk atau jasa perusahaan mereka tercantum pada tulisan para bloger ini. Timbal balik yang didapatkan para bloger ini bervariasi, mulai mendapat keuntungan secara finansial, atau hanya sekedar mendapat freeproduk atau jasa perusahaan yang menjalin kerjasama dengan mereka.
Blogerprofesional yang sudah dikenal publik pasti telah memiliki detail kerjasama tertentu dengan perusahaan, biasanya semakin dikenal blogertersebut, semakin mahal pula ratekerjasamanya. Sebaliknya, para bloger pemula justru kesulitan mencari klien untuk kerjasama, meskipun hanya dengan imbal balik yang nilainya tidak terlalu besar.
Sebagai blogerbaru, penulis juga mengalami hal serupa. Beruntung baru-baru ini, penulis mengikuti sebuah seminar Travel Writeryang mendatangkan para penulis perjalanan berpengalaman yang telah lama terjun di dunia tulis menulis perjalanan. Sebenarnya, penulis sangat penasaran bagaimana cara para bloger menggaet klien untuk bekerja sama dengan bloger,sehingga hasil karya blogerjuga mampu mendatangkan keuntungan. Sayangnya, pada kesempatan tanya jawab, penulis justru menanyakan hal lain yakni; “Kapan waktu ideal menulis blog perjalanan, kadangkala selepas bepergian, badan kita keburu capek untuk mulai menulis, tetapi jika berlama-lama menuliskannya, kita malah kelupaan?”.
Pada sesi tanya jawab kedua, salah seorang kenalan baru penulis, blogerasal Semarang, kelihatan tengah bingung mencari pertanyaan, seolah tidak melewatkan kesempatan itu, penulis menyarankan dia untuk bertanya bagaimana cara blogermenggaet klien atau perusahaan agar tertarik mensponsori tulisan pada blogkita. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Donna Imelda, seorang Travel Writer,yang juga Dosen dan Co-Founder Indonesia Corner,serta Muna Sungkar yang juga seorang Travel Writerdan Dosen.
Quallity Firstatau mengutamakan kualitas tulisan harus benar-benar dilakukan oleh seorang bloger. Muna Sungkar menyebut seorang blogerharus bekerja terbaik untuk menghasilkan karya terbaik pula. Muna Sungkar menyarankan para bloger untuk memastikan tulisan yang diunggah merupakan tulisan yang berkualitas, dari segi konten, tata bahasa, fotografi, dan bahkan alurnya. Ada benarnya, jika penulis runut, tulisan-tulisan berkualitas yang diunggah blogerpasti akan disukai pembaca sehingga pembaca tidak jenuh dan akan kembali membaca setiap ada postinganbaru. Dengan tulisan yang berkualitas, secara perlahan juga akan meningkatkan angka kunjungan pembaca ke blogkita. Hal ini, dapat menjadi data statistik yang nantinya dapat kita tawarkan kepada klien.
Sejalan dengan Muna Sungkar, Donna Imelda memaparkan bahwa tulisan blogerharus memiliki keunikan tersendiri. Menurut Donna, untuk menghasilkan karya yang unik tidak harus mahal, apabila kita pandai bercerita, hal-hal sederhana bahkan bisa menjadi tulisan yang unik. Donna bahkan pernah membuat tulisan bertema transportasi massal yang berangkat dari pengalamannya menyusuri perjalanan di Ibukota dengan menggunakan transportasi massal dengan anaknya, seperti Bajaj, Becak dan Trans Jakarta. Donna memaparkan jika karya blogermemiliki keunikan, pasti akan menarik pihak lain untuk bekerjasama dengan kita.
Nah pertanyaannya lain adalah, bagaimana dengan dengan kita para blogerpemula? Donna kembali menekankan agar para blogerpemula membuat tulisan yang unik terlebih dahulu. Tetapi jangan lupa, setelah karya para blogerdiunggah pada blog mereka, mereka harus membagikan link-nya pada berbagai akun sosial media mereka, agar karya mereka dapat menjangkau publik yang semakin luas. Selain itu, tindakan lain adalah menandai akun-akun media sosial berkaitan dengan pihak yang ditulis agar mereka juga membacanya.
Donna mencontohkan, Blogerbisa menandai akun Twitter restauran tempat kita makan, atau akun Twitter hotel tempat kita menginap agar mereka membaca. Pasti mereka juga akan merasa senang dengan karya kita. Bisa jadi pihak restauran karena merasa senang, akan memberi voucher makan gratis dikemudian hari. Menurut penulis, ada benarnya juga, sebagai blogerbaru, untuk mendapatkan kerjasama dengan pihak lain yang mendatangkan keuntungan dengan nilai yang besar, jalan yang ditempuh masih terlalu jauh, tetapi bukan tidak mungkin terwujud melalui keseriusan para bloger dengan mengutamakan kualitas dan keunikan tulisan.