Mohon tunggu...
Ari Purnomo Aji
Ari Purnomo Aji Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Kita Renungkan

7 Mei 2019   11:10 Diperbarui: 7 Mei 2019   11:12 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup ini sungguh mengerikan
Banyak cobaan yang mestinya kita hadapi
Langit biru kini berubah merah
Negeri hijau kini telah hitam

Setiap hari jam berdetak
Seiring perjalanan penuh derita duka lara
Hidup ini bagaikan seperti mimpi
Mimpi mengerikan tak pernah terbayang

Banyak bebatuan panas
Beterbangan seperti kapas
Bumi pertiwi seakan di telan air
Dan di lalap panasnya api

Angin berhembus menampar-nampar
Menampakkan dia marah
Begitu pun lahar dan badai
Ia telah menyapu bersih

Oh tuhan...
Mengapa semua terjadi di negeri ini
Negeri yang dulu subur kini telah hancur
Negeri yang dulu makmur kini telah tersungkur
Mengapa terjadi secepat ini

Mungkin  alam telah murka
Bersahabat dengan kita
Kita  yang selalu bangga dengan perbuatan dosa
Atau mungkin ini sudah takdir
Bahwa kehidupan segera berakhir

Coba kita bertanya pada cermin
Untuk apa kita hidup
Untuk apa kita tinggal
Hidup di dunia hanyalah sementara
Untuk itu kita harus bertaubat
Memohon ampun pada-Nya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun