Mohon tunggu...
Ari Purnama
Ari Purnama Mohon Tunggu... -

Dakwahkan Islam, karena hidup hanya sekali.

Selanjutnya

Tutup

Money

Hadiah Awal Tahun: Harga Tabung Gas Naik Lagi

4 Januari 2014   05:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:11 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Masih segar dalam ingatan kita ketika BBM dinaikan tahun lalu, yakni dari harga Rp 4.500/liter menjadi Rp 6.500/liter. Dengan alasan menghemat anggaran pengeluaran subsidi, rakyat terpaksa harus kembali menanggung derita. Ternyata, hal yang sama juga kembali dilakukan pemerintah ‘kado’ awal tahun ini, yakni menaikkan harga tabung gas LPG 12 kg menjadi Rp 122.400 per 1 Januari 2014 dan kenaikan harga tiket kereta api kelas ekonomi jarak jauh. Belum lagi program JKN yang alih-alih memberikan layanan kesehatan cuma–cuma ke masyarakat tetapi hakikatnya tambah membebani masyarakat, karena setiap pesertanya diwajibkan membayar iuran.

Indonesia sebagai negeri yang dilimpahi oleh Allah SWT dengan SDA yang luar biasa banyaknya, termasuk di dalamnya adalah gas. Sumber energi alternatif pengganti minyak bumi ini jumlahnya cukup melimpah di Indonesia, yaitu sekitar 125 triliyun kubik kaki. Namun beberapa tahun yang lalu, kita cukup miris tentang penjualan gas LNG secara murah ke China pada masa presiden Megawati. Program LPG 3 kg yang dicanangkan pak Jusuf Kala pun agaknya juga belum bisa efektif meningkatkan taraf hidup rakyat, justru ini malah menimbulkan berbagai masalah baru.

Sebagai asumsi melimpahnya gas bumi kita ini, seharusnya rakyat bisa menikmati gas alam ini dengan murah atau bahkan gratis. Namun karena penguasa negeri ini masih loyal pada kapitalis asing, pemerintah justru kuwalahan ketika rakyatnya sendiri sangat membutuhkan energi tersebut. Masuknya Indonesia ke dalam forum negara-negera pengekspor gas atau Gas Exporting Countries Forum (GECF) semakin membuat pemerintah tidak berkutik mengendalikan harga gas yang dispekulasi oleh kapitalis asing. Ini menjadi bukti bahwa pemerintah dan kapitalis punya tujuan sendiri dibalik permainan harga gas ini.

Kelola Sesuai Syariah Sejahterakan Rakyat

Bukti bahwanegeri-negeri kaum Muslim mempunyai kekuatan energi yang luar biasa:


  1. Sebanyak 74 persen cadangan minyak dunia, yakni lebih dari setengah cadangan seluruh dunia, jika dikombinasikan, berada dalam tanah kaum Muslim.  Dunia Muslim memompa 42 persen dari kebutuhan harian minyak dunia.
  2. Sebanyak 54 persen dari cadangan gas dunia ada di negeri Muslim, dan memompa 30 persen kebutuhan harian gas dunia.
  3. Arab Saudi memiliki ladang minyak Ghawar, yang merupakan ladang minyak terbesar di dunia.
  4. Iran dan Qatar memiliki ladang South Pars North Dome. Yang terletak di Teluk Persia adalah ladang gas terbesar di dunia.
  5. Iran juga memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia setelah Rusia.
  6. Kuwait, negara-kota yang kecil, memiliki 10 persen cadangan minyak dunia.
  7. Pembangkit Shoaiba dan tempat desalinasi adalah kompleks pembangkit Combine Cycle Gas Turbine (CCGT), Desalinasi di Arab Saudi, pembangkit listrik terbesar di dunia berbahan bakar fosil, serta pembangkit air dan listrik terintegrasi ketiga terbesar di dunia.
  8. Kazakhstan adalah produsen uranium terbesar di dunia setelah Australia. Kazakhstan saja memiliki 20 persen uranium dunia.
  9. Pakistan memiliki cadangan batubara terbesar setelah Amerika Serikat. Ladang batubara Thar di Sindh adalah ladang batubara terbesar di dunia.
  10. Pembangkit Brunei Liquefied Natural Gas (BLNG), dibangun pada tahun 1972, adalah ladang gas alam cair terbesar di dunia.
  11. Qatar, Indonesia dan Malaysia adalah negara eksportir gas alam cair (LNG) terbesar dunia.

Migas dan SDA yang melimpah lainnya dalam pandangan Islam merupakan milik umum. Pengelolaannya harus diserahkan kepada negara untuk kesejahteraan rakyat. Tambang migas itu tidak boleh dikuasai swasta apalagi asing. Abyadh bin Hammal menceritakan bahwa ia pernah menghadap kepada Nabi saw dan minta diberi tambang garam yang menurut Ibnu Mutawakkil, berada di daerah Ma’rib lalu beliau memberikannya. Namun saat ia akan pergi, ada seseorang yang berada di majelis berkata kepada Rasul : “Tahukah Anda apa yang Anda berikan padanya, sungguh Anda memberinya sesuatu laksana air yang terus mengalir.” Maka beliau pun menariknya kembali darinya (HR. Baihaqy dan Tirmidzy).
Rasul saw juga bersabda:

«الْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْكَلاَءِ وَالْمَاءِ وَالنَّارِ»


Kaum muslim berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air dan api (HR Abu Dawud dan Ahmad)


Karena itu, kebijakan kapitalistik, yakni liberalisasi migas baik di sektor hilir termasuk kebijakan harganya, maupun di sektor hulu yang sangat menentukan jumlah produksi migas, dan kebijakan zalim dan khianat serupa harus segera dihentikan. Sebagai gantinya, migas dan SDA lainnya harus dikelola sesuai dengan syariah. Jalannya hanya satu, melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwah. Saat ituah SDA dan migas akan menjadi berkah yang menyejahterakan seluruh rakyat. Kebijakan energi Negara Khilafah harus diadopsi dengan memperhatikan realitas sebagai berikut:


  • Karena energi adalah penting untuk industrialisasi, maka kebijakan energi Negara Khilafah harus dilihat dan dianalisis lebih dalam.
  • Karena energi dibutuhkan untuk berbagai tugas, maka Negara Khilafah perlu membangun infrastruktur energi modern.
  • Minyak dan gas bumi harus dialokasikan untuk pemakaian yang penting seperti bahan mentah untuk industri manufaktur, pertanian dan petrokimia, karena sampai saat ini tidak ada alternatif untuk bahan-bahan itu.

·Minyak dan gas bumi juga harus digunakan untuk transportasi dan penghasil energi karena teknologi saat ini, utamanya dijalankan dengan sumber energi itu. Meski alternatif lain harus tetap dicari. Ini akan membantu pemanfaatan yang berkelanjutan atas sumberdaya Negara Khilafah, yang memungkinkan fleksibilitas dalam penjualan minyak menghasilkan pendapatan, dan sebagai bantuan untuk membantu membawa negara-negara lain lebih dekat ke dalam pangkuan Islam. Wallâh a’lam bi ash-shawâb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun