Belajar Kepada Benua Sepak Bola
Pengetahuan dan Motivasi untuk Maju "If a nation expects to be ignorant and free, in a state of civilization, it expects what never was and never will be" -Thomas Jefferson- 1000 Tahun yang lalu benua Eropa sangat terbelakang, kehidupan rakyatnya jauh dari sejahtera, jalan-jalan rusak, pemukiman yang kumuh dan tidak teratur. Paris dan London pada saat itu adalah kampung-kampung besar yang becek dan berlumpur, bahkan katanya penduduk di daerah tersebut jarang mandi. Orang-orang jahat hidup bebas dan berkeliaran di sana-sini, Keterbelakangan Eropa sebelum masa Renaissance adalah rangkaian peperangan yang tiada putus-putusnya, korupsi, tiadanya hukum, obsesi terhadap mitos-mitos aneh, dan kebodohan yang tak terelakan. Rendahnya pengetahuan membuat orang-orang Eropa saat itu tidak punya gairah untuk mengembangkan diri. Pada dasarnya mereka tidak tahu bagaimana cara untuk maju dan akhirnya secara mental ini juga menyebabkan mereka tidak punya rasa percaya diri bahwa mereka dapat maju dan berkembang. Mereka tidak tahu dan tidak percaya bahwa mereka pun bisa maju. Pikiran dan hati mereka terbelenggu yang menyebabkan secara mental pun akhirnya mereka juga terbelenggu. Jadi, kuncinya atau gemboknya ada di pengetahuan dan kemampuan berpikir. Lalu kenapa mereka bisa bangkit dan bahkan menguasai Dunia? Inilah Asal Mula Kebangkitan Eropa 1. Transfer besar-besaran Ilmu Pengetahuan dari peradaban-peradaban Terunggul di Dunia; Eropa belajar secara intensif dari seluruh peradaban besar dunia, mereka menyedot begitu banyak iptek dan menerapkannya dalam kehidupan mereka. 2. Ditemukannya Mesin Cetak Gutenberg; Mesin cetak membuat buku mudah didapat, ilmu pengetahuan hebat dibaca dan dipelajari semua orang dan terjadilah percepatan kecerdasan dalam sekala yang sangat masif. Ilmu pengetahuan tidak lagi ekslusif yang hanya dimiliki segelintir orang. Pusat-pusat studi pengetahuan (Sekolah/Universitas) Tumbuh bak cendawan dimusim hujan. 3. Masuknya orang-orang berkualitas tinggi ke Eropa; Jatuhnya konstantinopel akibat peperangan menyebabkan orang-orang yg berkualitas tinggi bermigrasi ke-Eropa. 4. Wabah dan Penyakit yang Melanda menyebabkan terhapusnya Feodalisme; Orang-orang bahu-membahu untuk berusaha mengatasi bencana mengerikan itu. Namun Eropa juga pernah terjerumus lagi setelah mengalami Masa-masa pencerahan atau Renaisans, kenapa? Sekali lagi, Keunggulan, Kehebatan, Kekayaan yang tanpa Moral akan memakan korban. Renaisans berubah menjadi pameran yang berlebih-lebihan dalam kemewahan, erotisme, judi, dan kekerasan. Nafsu ingin kaya dengan berjudi semakin menjadi-jadi, mereka bermimpi mendapat keberuntungan dan menjadi kaya raya dalam semalam. Jadi orang-orang di sana lebih suka mengkhayal, menunggu keberuntungan besar, dan menjadi malas. Malas mengembangkan diri dan malas bekerja keras. Bahkan dengan semangat Imperialismenya Bangsa-bangsa Eropa hampir-hampir menjajah semua muka bumi dan memaksa dunia untuk jatuh pada beberapa peperangan besar. Begitulah keunggulan, kehebatan tanpa didampingi dengan moralitas yang baik dapat pula menjadi bumerang yang menghancurkan. Kemajuan dan kesejahteraan Bangsa ini tentu akan dicapai bila kita semua terus belajar dan belajar mengembangkan segenap potensi individu untuk kemaslahatan bersama. Menyerap seluruh keunggulan setiap bangsa-bangsa dan mentransformasikannya untuk kedamaian, suatu saat nanti mungkin saja bangsa ini akan menjadi hebat dan unggul tanpa menjajah dan menghancurkan bangsa lain. Dengan semangat perdamaian kita akan turut serta membangun kemanusiaan tanpa menjajah dan menghancurkan bangsa lain, bersama memajukan setiap penduduk bumi. Cita-cita yang besar ini akan kita capai bersama apabila dalam setiap individu mempunyai semangat mengembangkan potensinya masing-masing dan bersama-sama dalam ruang lingkup keluaraga dan masyarakat memajukan lingkungan yang ada disekitarnya. Wallohualam Bissawab. Sumber: Imperium Indonesia
Photo by: Arip Nurahman
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI