Mohon tunggu...
Ario Sadewo
Ario Sadewo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

keep it simple. mampir ya ke kepikiranbarusan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

#3

4 Oktober 2012   03:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:17 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

....

Dia datang. Dari lorong itu, persis seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Wajahnya disibak bayangan hitam dari lorong itu dan memperlihatkan mulut yang tersenyum kecil, "apakah kamu orangnya" tanya wanita itu,

"o o orang apa" aku terperangah, wanita ini begitu cantik, tinggi, akupun mendongak untuk menjawab dan menatap wajahnya.

"pasti orang itu sedang sembunyi disebrang jalan ya"

aku bingung mau jawab apa, karena menjawab pertanyaan bukan termasuk dalam perjanjian kerja, aku cuma bertugas memberikan surat ini kepada seorang wanita, mungkin yang dihadapanku ini. "iya"

"kalo gitu", dia mengeluarkan dompet, "kurs sekarang berapa ya?,"  sambil menghitung dan menggumam sesuatu, "ini buat mu, goban, aku beri lebih nih". uang itu diberikannya kepada ku dengan memaksa, dia memegang tanganku dan melipat di kepalan tanganku.

"maksudnya"

"sudah terima saja, sini aku bisiki", kemudian kepalanya mendekat ke kepalaku, tangan kirinya menyentuh pipiku dan bibirnya terasa dekat sekali. dan dia hanya mendekat saja, tanpa berkata apa apa selama beberapa saat.

"anda bilang apa" aku bingung.

"sudah, mana suratnya,"  kuberikan kepadanya dan dia membacanya. "kembalikan saja ini", dimasukannya ke saku bajuku. dan dia pergi.

tugasku selesai. aku tertawa kecil, cuma begini aja dapet duit. kecil tapi lumayan lah. dan aku berjalan melewati satpam, ucapkan salam dan tidak lama tepat didepan pintu gerbang laki laki itu muncul. dia nampak marah. memegang bahuku. aura marahnya membuat satpam itu terusik dan menghardik laki laki itu, "mas ada apa?". kemudian laki laki itu membawaku ke tempat yang lebih jauh lagi. kenapa pikirku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun