Mohon tunggu...
Ario Rafni Kusairi
Ario Rafni Kusairi Mohon Tunggu... Supir - Manusia

Kaum Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nahdlatul Ulama' Lebih dari Sekadar Organisasi

6 Februari 2023   20:59 Diperbarui: 7 Februari 2023   00:39 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

99 tahun yang lalu, terjadi peristiwa bersejarah yang melibatkan poros 3 ulama', yang kemudian peristiwa ini menjadi cikal bakal berdirinya organisasi Islam terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama'. Tak kerasa, ormas Islam dengan warna kebesaran hijau ini telah berusia 1 abad, sebuah waktu yang tidak sebentar untuk seukuran sebuah organisasi. Ibarat sebuah makhluk, ia telah merasakan manis pahitnya kehidupan, up and down telah dilahap dengan tuntas. Membahas perjalanannya, tak cukup jika hanya dituangkan dalam sebuah artikel.

Bagi penulis, NU terlalu besar jika hanya dijadikan identitas. NU lebih dari sebuah identitas, NU adalah karakter, jati diri, raga dan nyawa bagi para Nahdliyin. Hingga muncul sebuah istilah, hidup mati tetap NU.

Dilihat dari rekam jejak cultural Nahdlatul Ulama' selama satu abad, NU hadir untuk menjaga budaya Nusantara dan sejarahnya. Mengapa demikian? Bisa dilihat dari amaliyah nahdliyin yang tetap menjalankan adat istiadat dan budaya lokal yang telah diamalkan bertahun-tahun.

Filosofi kacang lupa kulitnya tidak melekat dalam tubuh NU, sebab di kalangan Nahdliyin sejarah Islam pra kolonial, khususnya masuknya Islam di Nusantara masih lestari dalam kehidupan nahdliyin, serta mengenang jasa-jasa para pendakwah dengan mendatangi makamnya untuk mengharap barakah.

Bisa dibayangi bagaimana jika jam'iyyah ini tidak pernah berdiri? Tentu tidak bisa, lamanya waktu jam'iyyah ini mengabdikan diri pada bumi pertiwi menjadikannya sebagai bagian dari negeri ini. Namun yang jelas, jika seandainya Mbah Hasyim Asy'ari tidak memantapkan niatnya mendirikan Nahdlatul Ulama', skenario semesta akan berbeda. Dan entah dengan kebudayaan dan sejarah Nusantara, masihkah seperti yang dirasakan saat ini, ataukah berbalik 360.

Harapan untuk Nahdlatul Ulama' yang tengah merayakan 1 Abad ini adalah "Kuatkan pondasi dan tiang bangunan, untuk tetap tegar dalam menghadapi angin yang kian kencang."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun