Mohon tunggu...
Ario Aldi L
Ario Aldi L Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Menulis ketika senggang, semakin banyak belajar semakin tidak tau apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mempelajari Apa

30 Oktober 2022   16:48 Diperbarui: 30 Oktober 2022   17:06 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pexels.com

"Untuk apa pertanyaan diciptakan?"

"Apa kau ingin aku mengatakan induk dari pertanyaan?"

"Kau mengetahui induknya?"

Baca juga: Berapi-api

"Tentu aku tau"

"Aku akan menunggu jawabanmu"

"Tapi, aku tidak akan mengatakannya padamu"

"Pertanyaan adalah anaknya?"

Baca juga: Sebagai Orang Gila

"Lalu?"

"Apa kau ingin membuat jam tidurku berantakan?"

"Bagaimana kau bisa mendapatkan pernafsiran seperti itu?"

"Karena kau tidak segera memberikan jawaban?"

"Lalu soal apa?"

"Pemikiranmu berbelit-belit bertemu dengan pemikiranku yang serupa"

"Ini masih soal penafsiran"

"Bagaimana jika kita mengadu pemikiran?"

"Apa yang akan dihasilkan?"

"Tidak ada yang dihasilkan"

"Mari kita mengadu pemikiran"

"Untuk apa?"

"Barangkali, untuk hasil yang tidak dapat dinalar?"

"Apa baiknya hasil yang tidak dapat dinalar?"

"Barangkali, untuk dipertontonkan?"

"Memangnya siapa yang mau menonton hasil yang tidak dapat dinalar?"

"Apa ini soal komersialisasi?"

"Darimana kau menemukan kata komersialisasi?"

"Dari pembicaraan dengamu"

"Apa aku terlihat membutuhkan komersialisasi?"

"Ini bukan perihal komersialisasi"

"Lalu soal apa?"

"Kau sadar?"

"Soal apa?"

"Dalam berbagai pembicaraan yang ada di dunia terdapat komersialisasi"

"Manusia sedang menjadi korban dari pengetahuannya sendiri?"

"Manusia sedang menjadi korban sekaligus pelaku dari pengetahuannya sendiri"

"Dilakukan oleh individu yang sama?"

"Kurasa tidak ada kemungkinan situasi yang kau sebutkan akan terjadi"

"Seperti untuk apa seseorang mempelajari sesuatu yang akan membunuh dirinya sendiri?"

"Kau sedang mempelajari apa?"

"Aku sedang tidak mempelajari apa-apa"

"Seperti merenungi nasib saja?"

"Apa salahnya dengan merenungi nasib?"

"Seperti seseorang harus berpendidikan?"

"Tidak hanya seseorang, melainkan semua orang harus berpendidikan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun