Hidup minimalis hanya dapat diterapkan oleh orang-orang yang berada. Realitanya, orang yang tidak memiliki apa-apa harus menganut aliran minimalis. Terdapat keinginan untuk memenuhi isi dalam rumah saja sudah sangat bersyukur.
Sepertinya menarik apabila seseorang dapat memilih akan menjadi apa nantinya. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Minimalis adalah berkenaan dengan penggunaan unsur-unsur yang sederhana dan terbatas untuk mendapatkan efek atau kesan yang terbaik.
Secara utuh gaya hidup minimalis adalah apa yang mereka rasa diperlukan itu ada. Sedangkan orang yang terbiasa membutuhkan banyak hal lebih dari masyarakat pada umumnya apakah tidak dapat disebut sebagai pengikut aliran gaya hidup minimalis?
Sebelumnya ke sana nampaknya orang-orang di daerah terpelosok adalah masyarakat dengan aliran gaya hidup minimalis. Hal ini menarik tentunya. Dari pengamatan saja tidaklah cukup, seluruh elemen yang dapat digunakan untuk merasakan suatu fenomena tentu penting.
Lalu dikomparasikan dengan sebuah gedung dengan interior yang cukup luas, sedang isi daripadanya memiliki jarak. Jika ini adalah semacam kampanye, maka orang terpelosok adalah pemenangnya. Tapi ini adalah sebuah artikel.
Gaya hidup minimalis tentu dapat dicapai, apabila seseorang atau sekelompok masyarakat berkeinginan untuk menerapkannya. Meskipun standar daripada hal yang dapat dikatakan sebagai gaya hidup minimalis sangat beragam. Artinya perihal pilihan untuk menjadi atau menganut suatu gaya hidup adalah kebebasan individual.
Pada hari ini sangat mudah meniru suatu pola. Misalnya tren, dengan berbagai elemen di dalamnya masyarakat bisa saja tiba-tiba mengikutinya tanpa ada alasan khusus. Terlebih hal tersebut terjadi secara masif dan sistematis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H