Mohon tunggu...
Ario Aldi L
Ario Aldi L Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Menulis ketika senggang, semakin banyak belajar semakin tidak tau apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemblokiran, Apa Mungkin?

21 Juli 2022   19:50 Diperbarui: 21 Juli 2022   19:54 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Pixabay

Rencana untuk pemblokiran situs dan aplikasi perpesanan semacam itu menurut saya adalah kekonyolan. Sebab meskipun diarahkan pada situs dan aplikasi perpesanan serupa, pengguna tentu membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Apalagi dengan fitur dan interface yang berbeda, membuat pengguna tidak dapat menggunakan hal-hal sebagaimana biasanya.

Tentu saja hal ini menambah kerumitan pada masyarakat, terlebih pada masyarakat dengan tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap hal tersebut. "Google Indonesia mencatat terdapat 21 juta pengguna internet baru pada 2021 dan sebagian besar dari area non-metro." Dilansir dari Republika.co.id

Sedangkan pengguna aplikasi perpesanan seperti WhatsApp, Per Juni 2021, jumlah pengguna WhatsApp di dalam negeri mencapai 84,8 juta pengguna alias menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia. (Databoks.katadata.co.id)

Tapi misalnya hal tersebut terjadi, apa dampak pada pengguna aplikasi tersebut di Indonesia? Secara indeks tentu penggunaan aplikasi maupun search engine tersebut mengalami penurunan.

Hal ini pernah terjadi di suatu negara. "Diblokirnya Signal menambah panjang daftar aplikasi, media sosial, dan situs asing yang diblokir pemerintah China. Sebelumnya, Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, Telegram, dan Google sudah diblokir sejak beberapa tahun belakang." Sumber kompas.com

Kiranya hal ini terjadi di Indonesia, masyarakat tentu akan berpusing ria. Karena hal-hal semacam data kerja, maupun obrolan dengan seseorang yang dikasihi akan menghilang. Berbeda dengan orang-orang yang mana dalam kehidupan sehari-hari tidak terlalu bergantung pada keduanya.

Jalan keluar terbaik dari hal semacam ini adalah dengan terus mengutamakan keselamatan. Sebaik apapun pemerintah bekerja jika tidak diimbangi dengan keinginan masyarakat untuk tumbuh, tentu tidak akan terjadi titik optimal dalam upaya-upaya menggerakkan bangsa.

Tentu apabila ada sebuah pertanyaan, apakah aplikasi yang digandrungi para pengguna gadget lebih penting daripada sesuap nasi jawabannya lebih penting sesuap nasi. Masyarakat melek teknologi adalah hal yang baik, akan tetapi masyarakat dengan pertumbuhan kecerdasan yang baik tidak akan bisa tercapai apabila tidak dibarengi dengan kecukupan nutrisi.

Hal ini tidak berdampak pada orang-orang yang baru saja bisa menggunakan gadget dengan baik. Terlebih dari gadget dengan setelan khusus dari penciptanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun