Mohon tunggu...
Ario Aldi L
Ario Aldi L Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Menulis ketika senggang, semakin banyak belajar semakin tidak tau apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenyang

21 Juli 2022   18:18 Diperbarui: 21 Juli 2022   18:31 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dari kesekian banyak orang kenapa hari ini aku merasa bahwa kesialan hanya melandaku?"

"Apa maksudmu dengan kesialan hanya melandamu?"

"Aku tidak tau apakah ini benar atau tidak, barusan aku menabrak kucing peliharaanku sendiri"

"Lalu?"

"Tepat mengenai lehernya"

"Lalu apa reaksimu?"

"Di sana ada seseorang, akan tetapi hanya melengos begitu saja"

"Tunggu, kau menabrak kucing peliharaanmu sendiri?"

Baca juga: Fia Kaum Moderat

"Ya, ia kejang-kejang sesaat lalu kulihat ia tidak bernafas"

"Berapa usianya?"

"Masih anak-anak, kurang lebih masih beberapa bulan di lahirkan oleh induknya"

"Bagaimana itu bisa terjadi?"

"Keadaan cukup gelap, penerangan sangat minim"

"Lalu?"

"Aku berkendara, kejadian itu terjadi tanpa aku fahami"

"Artinya itu adalah sebuah ketidaksengajaan benar?"

"Ya"

"Mari kita pergi ke suatu tempat"

"Kemana?"

"Ikuti saja"

"Bagaimana dengan rasa bersalahku?"

"Kurasa kau layak mendapatkannya"

"Kau memang orang paling tepat untuk diajak berbincang perihal kesialan"

"Kenapa?"

"Setelah kau mengatakannya aku tidak merasa benar, maupun sebaliknya"

"Sudahlah, ada kejadian di seluruh dunia yang terjadi dalam satu kedipan mata"

"Lalu apa?"

"Sebanyak beberapa miliar orang mungkin ada yang melakukan itu dengan sengaja, atau di suatu tempat telah terjadi pembunuhan bahkan pemerkosaan"

"Hal ini memang layak untuk dilupakan"

"Benar bukan?"

"Aku merasa lebih baik"

"Mau makan apa hari ini?"

"Sesuatu yang berkuah"

"Mungkin ada disebelahnya, agak cepat"

"Bagaimana mungkin kau bisa mengkomparasikan kedua hal yang barusan tadi terucap?"

"Sekolahan sekarang mengajarkan hal semacam itu"

"Benarkah?"

"Hal itu kadang terjadi secara eksplisit, kadang juga implisit"

"Lalu kau anggap itu sebagai hak yang layak untuk diterapkan?"

"Terkadang hal itu menjadi suatu hal yang benar-benar layak untuk diterapkan, di lain sisi saat kebutuhan untuk menerapkan hal itu tidak dibutuhkan maka akan terjadi yang sebaliknya"

"Kuanggap hari ini kita impas"

"Jadi makan?"

"Aku sudah kenyang"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun