Mungkin saja hari ini dapat pulang lebih cepat, gumulnya dalam hati. Setelah ini pasti abang tukang bakso lewat dengan gerobaknya yang khas.
Semoga saja abang jual es juga lewat, jadi aku tidak perlu repot-repot mengelilingi komplek untuk memuaskan perutku yang makin hari tidak karuan bentuknya.
Sesuai perkiraannya kedua hal yang diharapkannya hadir di tempat semestinya.
"Bang, bakso biasanya"
Ia melangkahkan kakinya.
"Bang esnya ya!"
Ia bawa kedua makanan tersebut kerumah kediamannya. Ia tinggal sendirian disana. Ia memutuskan untuk membeli tempat tinggal dengan alasan agar bisa mandiri secepatnya. Ia memiliki beberapa adik dan seorang kakak. Tiap bulannya, uang dari gaji ia sisihkan untuk membantu biaya pendidikan adik-adiknya.
Di kediamannya tidak ada yang mengenalnya karena rumah tersebut dibelinya dengan harga miring. Bukan karena bangunannya sudah tua, melainkan banyak kejadian tidak mengenakkan menimpa setiap penghuni yang menempati tempat tersebut. Hanya saja ia memikirkan hal lain dan tetap membeli rumah tersebut.
Tetangga rumahnya jarang sekali berada di tempat. Ia mulai terbiasa dengan suasana di komplek. Para penjual juga nampaknya tidak melihat hal-hal seperti apa yang diperbincangkan kebanyakkan orang soal rumah itu.
Ya mungkin saja hari ini sedang terjadi kebakaran. Maksudnya pemadaman karena perbaikan. Tidak ada abang penjual makanan di tempat biasanya. Ia berbesar hati, dan melangkahkan kakinya menuju kediamannya. Ia memasak makanan dari kulkas, pembelian dari bulan lalu.