Mohon tunggu...
Ario Aldi L
Ario Aldi L Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Menulis ketika senggang, semakin banyak belajar semakin tidak tau apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dopamin Gratis, Netflix Legal

9 Juli 2020   00:18 Diperbarui: 21 Juli 2020   17:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Polemik antara telkomgroup dengan pengembang aplikasi streaming Netflix akhirnya menemui titik cerah. Sialnya saya bukanlah pengguna aplikasi streaming populer tersebut. Dengan dibukanya kembali layanan streaming Netflix di Indonesia yang kabarnya membawa angin segar bagi para pencinta aplikasi tersebut. Meskipun usut punya usut pembukaan blokir tersebut erat kaitannya dengan pemasukkan kas negara.

Menariknya dari Netflix adalah layanan yang terintegrasi dan kualitas video yang berada di dalamnya. Tentunya masih banyak pengembang aplikasi serupa di Indonesia yang tidak kalah menarik. Tapi filosofi ini berkaitan dengan kualitas video dan filosofi first making app. 

Jika para kompasianer tidak memahami apa itu first making app, saya akan menjelaskan dengan komparasi yang mendasar. Misalnya dalam pembelian dan penggunaan air mineral sehari-hari ketika bertanya pada penjual tentu akan mengatakan Aqua. 

Baca : Manifestasi Kerancuan Global

Bukan bermaksud untuk ngiklan atau bagaimana. Tapi kondisi tersebutlah yang sedang menjadi budaya. Penggunaan bahasa yang seharusnya universal ditutup rapat oleh budaya turun-temurun yang seperti itu. Tapi biarlah, toh ya dengan melafalkan Aqua atau air mineral tidak mengubah apa-apa dalam kehidupan perwarungan.

Kembali pada topik pertama angin segar yang dibawa oleh Telkom pada masyarakat berdampak, dibuktikan oleh sambutan positif dari Kominfo. Misalnya para pelanggan tetap Netflix yang semasa pandemi ini sangat memiliki tingkat kecanduan yang tidak wajar pada aplikasi layanan streaming. Memang bukan masalah. 

Tapi jika ditilik dari segi fenomena masyarakat hal ini tentu menjadi masalah. Kapan hari salah seorang kawanku dengan tampang polos memutar video Netflix di kendaraan umum. Sialnya ia tidak menggunakan nirkabel apapun yang membuat suara yang keluar dari gawainya menjadi private untuk dirinya sendiri. 

Mau tidak mau saya sebagai kawannya harus menanggung luapan kerikil basah yang keluar dari penumpang lainnya. Saya tetap berkawan dengannya dan sangat mengapresiasi tindakannya yang mbonek tersebut. Tapi untuk menggunakan fasilitas umum yang sama dengannya saya akan berpikir dua kali. Menarik untuk di coba~

Artikel lainnya : Skill Ultimate Jokowi, Reshuffle

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun