Mohon tunggu...
Ario Aldi L
Ario Aldi L Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Menulis ketika senggang, semakin banyak belajar semakin tidak tau apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Skill Ultimate Jokowi, Reshuffle

4 Juli 2020   01:42 Diperbarui: 21 Juli 2020   17:29 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : pixabay.com


Sebelum masuk pada pembahasan saya yang cukup receh, saya akan menjelaskan secara singkat apa itu arti dari reshuffle. Menurut Wikipedia reshuffle memiliki arti yaitu perombakan kabinet. Pidato Jokowi perihal me-reshuffle para menterinya adalah tindakan yang sudah semestinya dilakukan.

Bisa dikatakan kejengkelan Jokowi sangat terlambat mengingat banyaknya anomali sejak kebijakan dan protokol new normal dilaksanakan sekaligus menjadi jalan tengah masyarakat dalam memperbaiki roda ekonomi semasa pandemi ini.

Para presiden-presiden sebelum Jokowi juga sering melakukan tindakan serupa, yang membuat perbedaan tampak menohok adalah tantangan ekonomi nasional dan tantangan perkembangan zaman. Termasuk virus yang semakin canggih bentuknya.

Adegan dalam video berdurasi beberapa menit tersebut cukup untuk membawa euforia para masyarakat hari ini yang getol dengan kata-kata reformasi dan reformis. Tindakan para slactivisme-lah yang ditunggu setelah beredarnya video tersebut di berbagai lini media.

Sebenarnya saya cukup peduli, akan tetapi lebih banyak tidak peduli-nya pada situasi saat ini. Selama Jokowi menjabat sebagai presiden beberapa kali ia pernah mengadakan acara serupa, mereshuffle atau dalam bahasa sehari-hari saya menyebutnya dengan sebutan bermain mata dengan para tokoh pemilik suara terkuat pada pemilihan selanjutnya. 

Disini tentu para kompasianer akan mengatakan memangnya batas menjabat sebagai presiden bisa lebih dari 2 kali periode? Tentu bukan itu yang saya maksud. Yang pertama, setelah beredar film Sexy Killer beberapa waktu yang lalu menjelang pemilihannya yang kedua kalinya. 

Dengan sangat gamblang selain sebagai presiden, Jokowi adalah seorang bisnisman. Bukan berarti citra bisnisman itu selalu buruk. Akan tetapi dari kekhawatiran itulah stigma tentang bisnisman menjadi mendominasi dan menimbulkan berbagai prasangka yang tidak baik.

Jika keputusan Jokowi adalah mereshuffle para menterinya. Tolong sekalian wakil menteri yang menurut saya tidak memiliki kontribusi pada negara dihapuskan saja dari perundang-undangan.

Selain membuat anggaran negara bengkak. Hal tersebut saya rasa sangat realitis. Meskipun saya tau benar bahwa konstruksi negara bukanlah seperti permainan kelereng pada masa dulu. Tapi lebih rumit dan tidak cukup dibebankan pada beberapa orang saja.

Kembali pada mata kuliah pertama saya saat pertama kali masuk fakultas jurusan ilmu hukum. Yang pertama tujuan adanya negara adalah untuk melindungi segenap kepentingan rakyatnya. Menyejahteraankan dan masih ada beberapa hal lainnya yang pasti kompasianer tidak mau merasa digurui  oleh anak kemarin sore ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun