Selamat menyambut ramadhan pada tahun ini!
Setiap orang memaknai ramadhan dengan caranya masing-masing begitu pula saya.
Jadi sebelum ke topik opini saya terhadap kenaikkan harga bahan pangan, saya harap tulisan saya ini menjadi barokah setelah dibaca oleh para kompasianer maupun yang penikmat tulisan kompasianer entah menjadi apapun itu.
Setiap kali bulan ramadhan harga barang-barang menjadi naik bisa sampai harga hampir 2x lipat dari harga normal, kenapa bisa terjadi?
Nah, ini karena jumlah pasar yang sangat melimpah. Alhasil para distributor menaikkan harga barang di pasaran, lalu para penjual konvensional juga haus mencari keuntungan yang lebih.Â
Saya tidak akan mencela itu, karena penjualan barang dan bahan pokok selama setahun itu sangat tidak stabil (berdasarkan pengalaman saya di pasar dahulu) untuk untung saja harus berjualan sekitar 3-5 hari baru bertemu dengan keuntungan. Lalu bagaimana para pedagang cilik bertahan?
Salah satunya adalah bertarung selama 11 bulan dan berharap pada bulan ramadhan dan hari-hari besar lainnya, ya mau bagaimana lagi keadaan ekonomi dinegeri memang sangat pilu.Â
Pemerintah bergerak kesana kemari seakan lupa dengan rakyat kecil yang tergerus oleh supermarket-supermarket seperti Hyperm*rt dan supermarket penyedia bahan-bahan pangan lainnya. Ini bukan artikel kubu satu atau dua, saya berada dikubu rakyat non-partai!
Untuk para pembeli di pasar tradisional, yang sedang membaca atau siapapun. Tolong ketika saudara/i bangga ketika membayar bill di tempat-tempat besar dengan wajah sumringah yang menunjukkan tanda mampu kalian. Banggalah pula ketika membeli barang pangan tanpa menawar (akan tetapi harus tetap bijak) terimakasih.
Mari kita nikmati bulan Ramadhan penuh dengan husnudzon. Meskipun kita rakyat kecil adalah korban kapitalisme, korban perpelocohan politik. Mental rakyat tahan banting, dan tahan jemur! Sekian artikel ringan pagi ini, selamat menikmati puasa!Â