Mohon tunggu...
Ario Baskoro
Ario Baskoro Mohon Tunggu... -

Mendapat Gelar S.Sos dari Universitas Prof.Dr.Moestopo (B) tahun 2001 dan melanjutkan studi Pasca Sarjana di Universitas Mercu Buana Magister Komunikasi. \r\n\r\nhttp://www.bimasenasinergi.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

After This, What Next?

26 November 2012   07:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:39 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena "setelah ini apa?" sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang marketing communication yang selalu berhubungan dengan merk (brand), hal ini sudah menjadi menu utama yang tidak tergantikan.
Untuk lebih mudahnya, saya selalu mempersonifikasikan brand sebagai manusia yang mempunyai sebuah nama (brand identity). Sehingga semua simbol yang melekat pada sebuah brand akan menjadi sebuah persepsi bila mulai dikomunikasikan.

Selanjutnya Brand akan mencoba bersosialisasi dengan lingkungannya dengan berusaha memperkenalkan dirinya ke khalayak dengan caranya sendiri yang unik (memiliki keunikan).Bila khalayak menerima kehadiran brand, tentu akan timbul interaksi yang positif dalam menciptakan positioning sebuah brand. Tentunya upaya ini harus dilakukan secara berkesinambungan.

Masalah kemudian timbul jika Brand tidak mampu berinteraksi dan tidak berhasil menjangkau audiencenya.Berangkat dari permasalahan tersebut, ada sebuah konsep yang sekiranya dapat diterapkan. Saya menyebutnya sebagai "Way of Life" yaitu menggabungkan strategi offline marketing dan online marketing secara berkesinambungan dan diukur dengan menggunakan Key Performance Index.

Off Line Marketing dan Online Marketing saat ini sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari upaya sebuah brand mencapai tujuannya. Keduanya dapat dianalogikan sepasang kaki yang harus melangkah secara bergantian agar dapat mencapai tujuan tertentunya. Ditengah persaingan yang ketat, sangat penting untuk dapat melatih kedua kaki agar dapat berfungsi sebagai cara yang alami. Tentunya dengan menerapkan pola latihan sebagaimana bayi baru belajar berjalan.

Beberapa cara Offline yang dapat dilakukan meliputi:


  1. Fact Finding
  2. Decide STP and 4P
  3. Plan Activation
  4. Conduct Activation
  5. Post Activity Report


Sedangkan untuk kategori On line dapat dilakukan dengan:


  1. Search Engine Optimation
  2. Social Media Marketing
  3. Viral Marketing
  4. Subscriber
  5. Pay Per Click


Ketika kedua hal tersebut di atas dilakukan secara berkesinambungan seperti kaki yang melangkah ke suatu tujuan, maka hasil yang diharapkan terjadi akan dapat tercapai.

Biasanya demi mengatasnamakan "efisiensi",  online lebih sering digunakan sebagai awalan kaki melangkah. Namun dengn cara pemahaman seperti kaki yang melangkah, tentunya ada langkah dari kaki yang lain yang akan digunakan.

Ibarat berjalan dengan "satu kaki", memang suatu tujuan akan bisa lebih cepat tercapai. Perumpamaannya seperti berjalan berjingkat dengan salah satu kaki. Namun dampaknya:


  1. Terengah-engah
  2. Mudah goyah
  3. Arah yang hendak dicapai tidak bisa banyak


Pada akhirnya, semoga dapat mencerahkan IMC-ers

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun