Belanda ( Holland, Netherland) merupakan negara kecil yang berada di kawasan eropa di bagian barat laut dengan keadaan tanah yang hampir semua wilayahnya rata. Belanda terkenal dengan pengekspor bunga tulip, terompa kayu, kincir angin serta sifat masyarakatnya yang terbuka. Dulu, pada saat Perang Dunia I dan perang Dunia II perekonomian Belanda dapat dikatakan sangat lamban karena ketergantungan pada infrastruktur air serta kekuatan angin, tetapi setelah perang Dunia, kini negeri kincir angin itu berubah menjadi negara yang maju serta mempunyai SDM yang berkualitas di bidang tehnik sipil atau perencanaan bangunan.
Dikatakan sebagai “Negeri Tulip di Bawah Air” karena selain penghasil bunga tulip yang beraneka warna dan indah hampir separuh wilayah belanda mempunyai tinggi kurang dari 1 (satu) meter di atas permukaan laut sehingga banyak bendungan serta kincir angin yang menurut pendapat orang digunakan pengering air laut. Dengan keadaan wilayah Belanda yang minim sumber daya alam (SDA), Belanda mempunyai Sumbar Daya Manusia (SDM) berkualitas yang mampu menciptakan perencanaan bangunan yang matang khususnya teknik pembuatan bendungan untuk menahan air laut agar tidak masuk kedalam wilayahnya.
350 tahun Indonesia dijajah oleh Belanda, banyak Infastruktur yang telah dibangun oleh Belanda yang sampai saat ini masih dipakai oleh pemerintah Indonesia seperti Istana Bogor dan Istana Jakarta, Museum Fatahillah (Jakarta), Gedung Bank Indonesia (Yogyakarta), Bendungan air, kebun teh, serta peninggalan-peninggalan Belanda lainnya yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi Pendapatan Nasional/GDP Indonesia atau meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Saat ini, permintaan pembuatan Bendungan dengan arsitektur Belanda di dunia sangat banyak contohnya permintaan pembuatan Bendungan di kawasan New York untuk menahan air badai dan real estate (Perumahan elit Jakarta) di Indonesia yang rentan terhadap banjir.
Ternyata teori Ekonomi Pembangunan yang dikemukakan dalam buku Michael Todaro tercermin pada negeri tulip, bahwa negara yang mempunyai SDA (Sumber Daya Alam) yang minim serta iklim non-tropis akan membuat penduduk negara tersebut ‘tidak malas’ untuk membangun negaranya agar menjadi lebih baik dan lebih maju.
By. Ario Seto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H