Mohon tunggu...
Ari Aprilis
Ari Aprilis Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN Perencana yang bertugas di perbatasan negara Pulau Natuna.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

TPP Tak Pasti, PNS Harus Bagaimana ?

4 Januari 2025   21:47 Diperbarui: 4 Januari 2025   22:07 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PNS dan Ketidak Pastian TPP (Sumber: milik pribadi)

Bayangkan bekerja keras setiap hari, menghadapi tantangan di kantor, tapi saat akhir bulan tiba, gaji tambahan yang seharusnya Anda terima justru tak kunjung cair. Rasanya? Campur aduk, antara kecewa, jengkel, dan tak berdaya. Begitulah yang dialami ribuan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di berbagai daerah. Bahkan ada yang sejak Agustus hingga Desember 2024 mereka harus "mengencangkan ikat pinggang" karena Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) mereka belum dibayarkan.

Fenomena tunda bayar ini menjadi isu yang meresahkan, terutama di kabupaten/kota yang sangat bergantung pada penerimaan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas untuk menggerakkan APBD-nya. Akibatnya, bukan hanya pegawai yang tertekan, tapi juga para pihak ketiga atau mitra pemerintah daerah yang juga belum dibayarkan hasil pekerjaan mereka serta pelayanan publik yang juga berpotensi terganggu.

 Adanya Surat Edaran Bersama antara Kemendagri Dan Kemenkeu, dimana pusat mencadangkan DBH, DAK Fisik, DAU  Dan lainnya, Dan pemda wajib menyusun anggaran sesuai TKDD di Perpres 201 tahun 2024, dimana pemda harus memangkas anggaran melalui kebijakan rasionalisasi hingga ratusan milliar.

Surat Bersama tersbeut ibarat angin kencang menerpa keuangan daerah, dan dampaknya terasa hingga ke meja kerja para PNS. Penundaan TPP ibarat petir di siang bolong. Bagi sebagian besar pegawai, TPP bukan sekadar bonus, melainkan pondasi penting dalam perencanaan keuangan. Ketidakpastian ini bagai gelombang yang mengancam stabilitas finansial, mulai dari cicilan rumah yang menanti, biaya pendidikan anak yang tak bisa ditunda, hingga kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi. Wajar jika keresahan melanda.

Badai pasti berlalu. Begitu juga dengan tantangan keuangan yang sedang dihadapi. Di tengah kondisi fiskal yang berombak ini, penting bagi para PNS untuk tetap memegang kemudi keuangan dengan erat. Artikel ini hadir sebagai peta yang akan memandu kita para ASN melewati masa-masa sulit ini dengan perencanaan yang tepat. Yuk Simak !

1.Perioritaskan Kebutuhan
Kalau keuangan lagi seret, penting banget buat PNS bisa bedain mana yang bener-bener kebutuhan dan mana yang cuma keinginan. Kebutuhan itu yang nggak bisa ditunda, kayak belanja dapur, bayar listrik, atau transportasi ke kantor. Sementara itu, keinginan adalah hal-hal yang bisa nunggu, seperti makan di luar, beli baju baru, atau rencana liburan. Supaya lebih rapi, coba deh bikin daftar prioritas! Tuliskan dulu pengeluaran yang wajib di bagian atas, lalu baru tambahkan yang bisa ditunda. Dengan cara ini, keuangan Anda bakal lebih terkontrol, dan kebutuhan utama tetap aman meski TPP belum cair. Simple kan?
2.Buat Anggaran Sederhana
Anggaran itu seperti peta keuangan Anda---tanpa itu, gampang banget tersesat! Mulailah dengan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran, bahkan yang kecil-kecil seperti jajan kopi atau beli pulsa. Setelah itu, susun rencana anggaran bulanan dan tahunan, dengan memastikan setiap rupiah punya "tugas" yang jelas. Pisahkan untuk kebutuhan pokok, tabungan, dan sedikit dana darurat. Dengan anggaran sederhana ini, Anda bisa lebih terkontrol dalam menghadapi situasi tak terduga, seperti penundaan TPP. Ingat, mengatur uang nggak harus ribet, yang penting konsisten!
3.Bijak Berhutang
Utang itu bisa jadi penyelamat, tapi juga bisa jadi jebakan kalau nggak bijak mengelolanya. Jadi, hindarilah utang konsumtif yang cuma bikin senang sesaat, seperti beli gadget baru atau barang yang sebenarnya nggak terlalu perlu. Fokuslah pada utang yang memang penting dan mendesak, seperti cicilan rumah atau kendaraan. Kalau sudah punya utang, prioritas utama adalah melunasi yang paling mendesak dulu, biar kepala nggak terlalu pusing. Ingat, utang itu tanggung jawab, bukan tambahan beban yang bikin tidur nggak nyenyak!
4.Cari Penghasilan Tambahan
Tahukah Anda, nggak ada aturan yang benar-benar melarang PNS punya usaha sampingan, asalkan tetap sesuai dengan aturan yang berlaku. Ini artinya, Anda bisa banget mencari penghasilan tambahan untuk menambah pemasukan, selama tidak mengganggu tugas utama sebagai abdi negara. Pilihlah pekerjaan sampingan yang relevan dan fleksibel, seperti freelance menulis, desain grafis, atau bahkan jualan online. Selain membantu keuangan, ini juga bisa jadi cara seru untuk mengembangkan skill baru. Tapi ingat, tugas utama Anda tetap yang nomor satu. Jadi, pastikan usaha sampingan ini tidak mengorbankan tanggung jawab utama Anda di kantor.
5.Sisihkan untuk Investasi (Jika Ada Dana Lebih)
Kalau masih ada dana lebih setelah semua kebutuhan terpenuhi, kenapa nggak coba sisihkan untuk investasi? Instrumen sederhana seperti beli emas atau investasi melalui Platform Investasi Syari'ah SHAFIQ bisa jadi pilihan menarik. Emas itu klasik, harganya stabil, dan gampang dijual. Sementara saham bisa kasih keuntungan lebih besar kalau Anda paham caranya. Tapi ingat, investasi bukan sekadar ikut-ikutan tren! Lakukan riset dulu sebelum memilih, karena salah langkah bisa bikin rugi. Cari tahu mana investasi yang cocok dengan kondisi keuangan dan profil risiko Anda. Dengan begitu, uang Anda bisa "bekerja" untuk masa depan, tanpa bikin deg-degan.
6.Siapkan Dana Darurat
Dana darurat itu seperti payung yang siap melindungi kita dari hujan tak terduga. Kalau tiba-tiba ada kebutuhan mendesak seperti sakit, kendaraan rusak, atau kebutuhan mendesak lainnya dana darurat akan jadi penyelamat.
Karena kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi, seperti jika suatu saat TPP kembali ditunda atau ada kebutuhan mendesak lainnya, dana darurat bisa jadi penyelamat keuangan Anda.

Idealnya, dana darurat ini setara dengan 3-6 kali pengeluaran bulanan, jadi pastikan Anda punya cukup tabungan untuk menghadapinya. Jangan sampai, saat kondisi keuangan sedang seret, Anda malah harus berutang untuk hal-hal yang bisa diantisipasi. Dengan punya dana darurat, Anda bisa lebih tenang tanpa harus pusing mencari solusi saat kondisi keuangan lagi seret. Jadi, mulai sisihkan sedikit demi sedikit.

Penundaan TPP memang bisa jadi ujian berat, tapi itu bukan akhir dari segalanya. Justru ini adalah kesempatan bagi kita untuk belajar mengelola keuangan dengan lebih bijak. Dengan langkah-langkah praktis yang sudah kita bahas, mulai dari memprioritaskan kebutuhan hingga menyiapkan dana darurat, kita bisa menghadapi situasi ini dengan lebih siap dan tenang. Ingat, meskipun tantangan datang, pengelolaan keuangan yang tepat akan membawa kita keluar dari kesulitan. Mulailah dari sekarang, sekecil apapun langkahnya, karena setiap tindakan yang kita ambil hari ini akan memberi dampak positif untuk masa depan. Jangan lupa untuk bagikan artikel ini ke rekan-rekan PNS lainnya! Mari kita saling menguatkan dan tumbuh bersama, karena dengan kebersamaan, kita bisa melewati segala rintangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun