Apa kerjaan bapakmu?
Pak kebon, itu panggilan untuk bapakku. Pak kebon adalah panggilan untuk seorang penjaga sekolah di daerahku. Dulu, sebelum menyandang predikat itu, beliau juga banyak berganti profesi, dari mulai menjadi satpam, tukang bongkar-muat, sampai menjadi tukang becak. Rupanya takdir merubah nasib beliau. Waktu itu ada lowongan PNS untuk posisi penjaga sekolah dan akhirnya bapakku lolos test. Ya, bapakku seorang penjaga sekolah di sebuah SD Negeri. Setiap pukul lima pagi, ketika aku baru membuka mata, beliau sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Beliau adalah orang paling pertama datang ke sekolah dan orang paling terakhir meninggalkan sekolah. Pekerjaan sehari-harinya adalah membuka gerbang sekolah, membuka semua pintu kelas dan kantor, menyiapkan minuman untuk para guru, membersihkan ruang guru, menyapu halaman sekolah, membersihkan kamar mandi, menyiram tanaman di taman sekolah, dan masih banyak lagi pekerjaan bersih-bersih lainnya. Kalau hari sudah beranjak siang, saatnya dinas keluar. Ada saja perintah dari atasan, di suruh pak kepala sekolah untuk mengantar surat, dokumen atau apalah ke sekolah lain maupun ke diknas di kecamatan. Sebagai wong cilik, pastinya harus sendiko dawuh perintah atasan.
Dulu saat masih duduk di bangku sekolah, aku malu mengakui pekerjaan bapak yang hanya sebagai penjaga sekolah di hadapan teman-teman. Lebih suka menjawab, bapakku PNS. Lebih gagah kedengarannya, walaupun hanya PNS golongan rendahan. Tapi, seiring berjalannya waktu, seiring bertambahnya pemahaman tentang hidup, dengan bangga aku bisa berkata, aku anaknya pak kebon. Tanpa beliau, aku tak akan meraih gelar sarjanaku.
Apa kerjaan mamakmu?
Mamakku seorang ibu rumah tangga. Dia juga seorang pekerja keras. Beliau tak mau hanya mengandalkan penghasilan suami yang hanya sebagai PNS golongan rendahan. Karena itulah, sejak bapak menjadi penjaga sekolah, mamak berjualan jajanan anak-anak di sekolah tempat bapak bekerja. Dulu, sebelum berjualan di sekolah, mamak pernah berwirausaha dagang krupuk legendar di pasar. Dari mulai kegiatan produksi sampai pemasaran di lakukan secara mandiri. Untuk kegiatan pembungkusan krupuk di bantu para remaja di sekitar rumah sepulang mereka sekolah, ya itung-itung bisa untuk menambah uang jajan mereka. Tapi, setelah bapak bekerja sebagai penjaga sekolah, akhirnya mamak menghentikan produksi krupuk legendar nya dan memilih untuk berjualan jajanan anak-anak di sekolahan tempat bapak bekerja, kira-kira itu terjadi tahun 1990an. Masa-masa sekolah di SD adalah saat yang paling membahagiakan. Aku bisa makan jajan sepuasnya, karena yang jualan kan mamakku, jadi ya aku bisa mengambil jajan semauku. Tapi dengan konsekuensi waktu istirahatku bukan untuk bermain tetapi aku harus berada di warung membantu mamak melayani anak-anak yang mau jajan di warung mamak.
1 Desember 2012
Aku dengar kabar dari bapak, kalau mulai hari ini beliau tidak lagi bekerja di sekolah itu. Beliau di pindahkan ke diknas di kecamatan. Sebagai wong cilik, pastinya harus sendiko dawuh perintah atasan. Mamak yang paling bersedih atas surat kepindahan itu. Itu artinya mamak tak bisa lagi berjualan lagi di sekolahan itu karena pastinya penjaga sekolah pengganti bapaklah yang lebih berhak menempati lapak itu. Terbiasa punya kegiatan yang menghasilkan uang, tapi sekarang harus berdiam diri di rumah, pastinya akan sangat sulit menjalani perubahan itu. “mulane dadi pak kebon aja kepinteren, dadi di pindah nang diknas kan” gerutu mamak. Sudahlah mak, mungkin sudah saatnya sekarang istirahat di rumah, menjadi ibu rumah tangga sejati, menunggu bapak pulang kerja, sebelum masa pensiunnya tiba, 5 tahun lagi. Aku bangga mempunyai bapak dan mamak. Berkat kerja sama dan kerja keras mereka, aku bisa menjadi sarjana, dan adikku beberapa bulan lagi juga menjadi calon sarjana. Aku janji akan membantu mewujudkan cita-cita bapak dan mamak, “Ketiga anak perempuan pak kebon meraih gelar sarjana”. Amin.
#Edisi kangen kampung halaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H