Sabtu malam 29 Mei Indonesia telah mendapatkan informasi bahwa FIFA telah menjatuhkan sanksi berupa pembekuan PSSI untuk tidak dapat menjalankan kegiatan sepakbola di luar negeri tanpa batas waktu yang ditentukan (sampai Menpora mencabut SK pembekuan PSSI). Hal ini tentu membawa dampak yang besar bagi usaha peningkatan kualitas sepakbola dan kehidupan keluarga para pemain sepakbola. Namun ada pula yang berpendapat bahwa sanksi ini agar dilakukan pembenahan total terhadap PSSI agar prestasi sepakbola meningkat. Perselisihan dan perbedaan pendapat antara PSSI dan Menpora ini tentu membawa dampak yang besar. Alih-alih memperbaiki sepakbola Indonesia, malah memperburuk keadaan. Salah satu contoh adalah Persipura yang tidak bisa lagi bermain di AFC meskipun Menpora melobi.
Cobalah, Menpora dan PSSI belajar dari peristiwa politik yang juga sedang terjadi yaitu antara Golkar versi munas Bali dan Golkar versi munas Ancol. Kubu Golkar versi Ancol diakui pemerintah sedangkan kubu Golkar versi Bali diakui oleh hukum lewat kemenangan di PTUN meskipun hanya keputusan sela. PSSI juga telah memenangi persidangan di PTUN meskipun juga dengan keputusan sela. kasus Golkar dan sepakbola Indonesia bagaikan bumi dan langit. Golkar kedua kubu yang berseteru mampu berbesar hati untuk islah walaupun hanya kepentingan pilkada serentak, tapi paling tidak mereka telah menunjukkan bahwa nama besar partai Golkar yang harus diutamakan. Seandainya saja, PSSI dan Menpora dapat melakukan hal yang sama, yaitu islah demi kepentingan sepakbola nasional. Bila seandainya seperti itu, saya percaya bahwa sepakbola kita akan maju dengan baik.
Cobalah juga berlaku sportif seperti yang dijunjung tinggi dalam pertandingan sepakbola. Bila kita mengingat kejadian perseteruan antara Ronaldo dan Rooney di piala dunia 2006. Meskipun di tingkat Tim nasional mereka berseteru namun untuk klub Manchester United mereka kembali kompak. sebenarnya ini hanya mengingatkan saya bahwa mental kita sebagai bangsa masih belum dapat membawa kita ke dalam pemikiran yang baik untuk menyelesaikan permasalahan. sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H