Mohon tunggu...
ari noge
ari noge Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wajah Buruk Pendidikan

30 Mei 2015   08:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:27 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kasus ijazah palsu yang saat ini ramai diberitakan menjadi sebuah bukti kuat bahwa pendidikan juga menjadi tempat yang "basah"  untuk orang berbuat kecurangan. Ijazah palsu menunjukkan bahwa orang lebih mengutamakan gelar daripada kualitas dari gelar itu sendiri. Orang lebih cenderung menilai bahwa dengan gelar yang tinggi, maka harga dirinya akan menjadi tinggi pula di mata masyarakat. ini merupakan sebuah pukulan bagi kita sebagai bangsa Indonesia yang ingin meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun, sebenarnya ijazah palsu hanyalah fenomena "kecil" atau hanya sekelumit dari masalah pendidikan di Indonesia. Orang yang memiliki ijazah asli pun sebenarnya juga harus dipermasalahkan tetapi tidak dapat terlihat. Ada dua contoh yang dapat ditulis:

1. Banyak mahasiswa (meskipun tidak semua) yang mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan cara yang tidak benar. Ada  mahasiswa yang karena kesibukan di luar kampus sehingga meminta pertolongan dari kerabat atau teman yang dianggap berkompetensi untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Akibatnya, mahasiswa tersebut tidak memiliki ilmu yang diajarkan dalam mata kuliah tersebut. Mereka yang melakukan hal ini beralasan bahwa tugas yang dikerjakan teman atau kerabat tersebut telah mereka baca dan mereka mengerti maksud dari tugas-tugas tersebut. Bagaimana pun juga, ini merupakan sebuah kecurangan dalam proses pendidikan. Pendidikan seharusnya mendorong si pembelajar untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya agar dapat mengabdikan dirinya bagi masyarakat. bagaimana mereka dapat mengembangkan potensinya, sedangkan tugas mereka saja dikerjakan orang lain?

2. Banyak peristiwa yang terjadi di Jayapura berkaitan dengan penutupan kampus atau pemalangan kampus di salah satu universitas di jayapura. yang melakukan pemalahngan atau penutupan kampus sebenarnya adalah mahasiswa itu sendiri. Mereka memalang kampus dengan alasan bahwa ingin berdemonstrasi. kegiatan demonstrasi mahasiswa itu dilatar belakangi oleh banyak hal, di antaranya karena menolak bergabung dengan NKRI atau karena masalah pelanggaran HAM yang terjadi di Papua. Akibat dari tindakan ini, banyak mahasiswa yang tidak dapat berkuliah karena kampus dipalang. seharusnya, sebagai seorang yang dianggap berintelek, mahasiswa dapat mengadakan seminar untuk membahas masalah yang terjadi dan dapat memberikan solusi ilmiah bagi pemerintah atau pihak terkait. Bukan memalang kampus sebagai tempat pendidikan publik.

Dua contoh di atas juga merupakan contoh-contoh kecil dari buruknya wajah pendidikan di Indonesia. Kita semua sebagai bagian dari pendidikan di Indonesia seharusnya menyadari bahwa kemajuan di Indonesia sangat bergantung juga dari sikap kita untuk mengembangkan diri lewat proses pendidikan. Marilah kita sadar bahwa jika Indonesia terpuruk, semua itu juga karena ulah kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun