Satu kata di akhir judul, apa yang akan Anda pikirkan pertama kali tentang hal tersebut?Â
Berbahaya?
Atau bahkan radio?
Opsi terakhir adalah sebuah anomali. Sayangnya, kebanyakan orang awam akan berpikir demikian. Oh, baiklah, kita sudah sampai di tahun 2025. Masihkah radiologi bertahan dengan stigma demikian?
Radiologi hadir bagaikan representasi dari jamur-jamur liar, jarang diketahui orang dan dianggap berbahaya. Namun, sisi lainnya menunjukkan pencerahan dari objek itu sendiri. Meski jamur-jamur itu tumbuh dengan reputasi yang tak mesti bagus, akan tetapi bukankah Tuhan menciptakan sesuatu tak lain bermanfaat bagi makhluk-Nya? Dianggap beracun lah, merugikan lah. Tidak semua jamur liar demikian. Ada juga jamur liar yang memiliki sisi positif. Bahkan, bermanfaat di bidang kesehatan sekalipun. Begitu pula dengan radiologi.
Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari hasil pencitraan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Menurut Patel (2005:2) dalam Prayoga et.al (2023), radiologi merupakan ilmu kedokteran yang digunakan untuk melihat bagian tubuh manusia yang menggunakan pancaran atau radiasi gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Well, radiologi memiliki hubungannya dengan radio? Secara langsung tidak begitu, kawan. Mari kita ingat sejenak pelajaran fisika sewaktu SMA yakni materi tentang jenis-jenis gelombang. Kita tahu bahwa di dalam spektrum gelombang elektromagnetik, radio berada di urutan paling kiri. Kemudian, radiologi merupakan cabang ilmu yang memanfaatan gelombang elektromagnetik melalui sinar X. Sinar X ini berada di urutan kedua paling kanan dalam spektrum gelombang elektromagnetik.
Secara tidak langsung, baik radio maupun radiologi memiliki kolerasi dalam spektrum gelombang elektromagnetik. Keduanya sama-sama bagian dari gelombang elektromagnetik. Namun, tentunya mereka adalah dua hal yang berbeda. Secara frekuensi dan panjang gelombang, radio memiliki frekuensi terkecil dan panjang gelombang terpanjang dalam urutan spektrum gelombang elektromagnetik. Itu mengapa radio berada di urutan paling kiri.
Kata "radio" berasal dari bahasa Latin, yakni radius yang ditafsirkan sebagai "seberkas cahaya". Dalam konteks radiologi, radio merujuk pada sinar energi yakni sinar X atau biasa dikenal sebagai x-ray. Penerapan ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar x-ray ini pun menjadi "seberkas cahaya" dalam dunia kedokteran.