Perkembangan ekonomi dan usaha kreatif di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signfikan. Bukan hanya di kota-kota besar saja melainkan di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Tegal. Di tengah maraknya usaha kreatif yang mulai tinggi peminatnya di Kabupaten Tegal, semua orang mulai mencoba peruntungannya dengan membuka usaha kreatif di berbagai bidang.Â
Dengan banyaknya usaha yang muncul belakangan ini, secara tidak langsung membantu menaikkan perekonomian daerah Kabupaten Tegal. Kabupaten Tegal menjadi daerah dengan pendapatan yang meningkat dari tahun ke tahun tercatat dari tahun 2019. Selain itu, dengan adanya usaha kreatif yang dibangun secara mandiri, menjadikan banyaknya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Lapangan pekerjaan ini lah yang menjadi alasan berkurangnya penggangguran di Kabupaten Tegal.Â
Peningkatan usaha kreatif ini mulai mengalami permasalahan salah satunya yang paling paling berdampak ketika masa pandemic covid-19 menyerang. Semua pelaku usaha kreatif harus memutar otak untuk mencari bagaimana caranya agar dapat bertahan. Salah satu pelaku usaha kreatif tersebut adalah Rahmaniar Madewi yang mempunyai usaha di bidang seni kriya dan fashion yang bernama "Gift Art".Â
Dalam wawancara, Rahmaniar Madewi atau sering disebut Niar menceritakan bagaimana memulai usahanya. Niar memulai usaha kriya dan fashion mempunyai beberapa alasan. Faktor yang paling mendasari Niar adalah karena dia ingin mencurahkan minat dan bakat yang dimiliki dalam seni pembuatan kriya dan fashion. Alasan lainnya karena keadaan ekonomi keluarga, Niar ingin membantu dan meringankan beban orang tuanya yang saat itu membutuhkan materi lebih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alasan yang terakhir Niar untuk memulai usaha yaitu Niar ingin belajar mempunyai usaha yang dibentuk dan dikelola sendiri.Â
Ketika Niar memiliki keinginan tersebut lastas dia langsung membulatkan niat dan tekadnya untuk bersungguh-sungguh dalam memulai usahanya. Hal yang Niar lakukan sebelum memulai usaha adalah melakukan uji kelayakan pada karya yang akan dijual. Bahkan Niar melakukan survei dari segi harga pasaran dan sasaran penjualannya. Modal dalam melakukan hal tersebut berasal dari tabungan pribadi Niar yang sengaja dikumpulkan dari menyisihkan uang jajannya.Â
Dalam membangun usaha tidak akan lepas dari kesulitan dan hambatan dalam proses berusaha, begitu pula dengan Niar. Usaha yang Niar Kelola mengalami kesulitan yang hampir dialami oleh semua pelaku usaha, yaitu kesulitan dalam mencari pelanggan. Menurut Niar, kesulitan ini sebagian besar karena usaha yang Niar bangun hanya dibutuhkan diwaktu-waktu tertentu seperti untuk acara ulang tahun, pernikahan, dan hari penting lainnya.Â
Belum lagi selama masa pandemi, yang seharusnya Niar dapat mengalami kegiatan kampus secara tatap muka dan bertemu dengan banyak orang sehingga peluang untuk memasarkan karyanya dapat dijangkau dengan mudah. Sedangkan, dengan berlakunya kegiatan online menjadi sangat terbatas untuk memasarkan usahanya dan melakukan survei lebih dalam untuk mengetahui minat orang banyak.Â
Niar menuturkan, "Meskipun saya juga menggunakan sosial media sebagai alat untuk mempromosikan usaha saya, tetap saja rasa kepercayaan seseorang dalam menilai usaha khususnya dalam bidang kriya tidak setinggi ketika melihat secara langsung." Namun, dengan adanya permasalahan tersebut, Niar mengubah strategi dalam melakukan pemasarannya. Niar meningkatkan kualitas hasil haryanya dan mulai bersaing secara sehat di permainan harga. Sebisa mungkin Niar memberikan keluasan terhadap pelanggan dengan pelayanan yang baik dan tidak mengecewakan pelanggan.Â
Selain strategi dari segi pelayanan, Niar juga melakukan strategi pendekatan kepada pelanggan dengan memberikan voucher diskon untuk waktu-waktu tertentu. Hal tersebut diharapkan agar dapat membangun chemistry antara penjual dan pelanggan sehingga tingkat kepercayaan akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Pemanfaatan dari segi teknologi juga penting untuk membantu menyebarkan informasi terkait usaha kriya yang dijalaninya. Dimana sekarang semuanya serba digital sehingga banyak kemungkinan yang muncul ketika kita berhasil untuk memanfaatkan teknologi untuk hal yang baik.Â
Saat ini Niar menjalani usahanya sambil kuliah. Niar juga melakukan usahanya secara mandiri, dimana semua pengelolaan usahanya dilakukan sendiri. Menurutnya, dalam menjalani usaha sendiri memang sedikit kuwalahan. Namun, seiring berjalannya waktu mendapatkan banyak pengalaman dari usahanya tersebut. Pengalaman terpenting yang diperoleh adalah pentingnya membagi waktu. Membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan menjadikan Niar mampu untuk memilah mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Hal itu yang menjadikan pekerjaan yang dikelola Niar menjadi lebih efektif dan terkelola dengan baik.Â
Bekerja bukanlah hambatan bagi Niar untuk menghentikan proses kuliahnya. Bahkan sebaliknya, justru bekerja menjadikannya semangat untuk terus melanjutkan kuliah karena seperti yang dikatakan di awal, beberapa faktor yang mendasari bekerja adalah faktor ekonomi sehingga Niar tidak bisa berhenti untuk berkuliah karena selain untuk meraih cita-citanya adalah untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H