Mohon tunggu...
Arini Ika Safitri
Arini Ika Safitri Mohon Tunggu... -

simple

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berkurangnya Populasi Narapidana di Belanda

27 Maret 2016   20:40 Diperbarui: 29 Maret 2016   21:13 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="penjara yang ditutup dan diubah menjadi hotel mewah"][/caption]Jika angka kriminalitas di Indonesia semakin tinggi, berbeda dengan Belanda. Di belanda populasi narapidana menurun 0,9 % setiap tahunnya karena di Belanda di berlakukan hukuman bagi yang melanggar yakni lebih fokus untuk tidak mendakwa kejahatan yang tidak menyebabkan korban, rehabilitasi, vonis pendek, program keterampilan, dan pembauran kembali dengan masyarakat. dan juga faktor menurunnya kriminalitas disebabkan populasi warga Belanda yang mulai menua sehingga hampir tidak mungkin melakukan kejahatan. 

Tentunya ini menjadi kabar baik dari sudut pandang sosial artinya berkurangnya kriminalitas menunjukkan bahwa negara tersebut damai. Namun menjadi kabar buruk bagi para Serikat Pegawai Penjara (FNV). Namun Pemerintahan Belanda mencari cara agar tidak terjadi pemecatan secara besar-besaran dengan menyewakan penjara untuk Belgia dan Norwegia.

Namun salah satu anggota parlemen Nine Kooiman, di Belanda menyebutkan bahwa menurunnya angka kriminalitas di Belanda karena polisi malas menangkap para kriminal. Berbeda pendapat dengan Nine Kooiman, Fransh Carbo ketua FNV menjelaskan institusi yang paling bertanggung jawab atas masalah ini adalah Kementerian Kehakiman karena kementerian melakukan apa-apa pun untuk menurunkan angka kejahatan di Belanda, sebagian penyebabnya adalah populasi penduduk negara ini yang semakin ramai menua dan kurang pula generasi muda. 

Dan dengan berkurangnya kriminalitas, banyak pula penjara yang tutup dan di sulap menjadi hotel mewah.

[caption caption="keadaan penjara yang sudah diubah menjadi hotel di Belanda"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun