Mohon tunggu...
Arini MaulidiaLia
Arini MaulidiaLia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan Agama Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berani berubah berani sukses

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengertian Pragmatisme dan Pemikiran 3 Tokoh

24 April 2020   13:15 Diperbarui: 24 April 2020   16:04 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bismillah

Baik, kita akan sedikit menambah wawasan tentang Pragmatisme filsafat pendidikan, sebelumnya kita harus tau Apa sih Pragmatisme itu? "Pragma" secara bahasa berasal dari kata yunani yang berarti sebuah perbuatan atau tindakan seseorang, sedangkan "isme" berarti ajaran atau aliran. Secara istilah Pragmatisme adalah ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu mengikuti sebuah tindakan seseorang.
Kebenaran pragmatis itu adalah kebenaran manfaat. Untuk mengetahui seberapa manfaat maka harus diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Bagi kalangan pragmatis, semakin banyak manfaatnya atau kegunaannya maka semakin benar.

Pemikiran tokoh pragmatisme filsafat pendidikan:

1. Carles S. Pierce
Ia merupakan tokoh pencetus & pendiri aliran pragmatisme tersebut. Beliau lahir pada tahun 1839 lalu meninggal pada tahun 1914. menurut pierce pragmatisme berdiri pada tahun 1878.
Menurut pierce kebenaran itu ada dua yaitu kebenaran transcendental dan kebenaran kompleks. Dan untuk kebenaran kompleks sendiri dibagi menjadi dua yaitu Etis dan logis.

2. Wiliam James
Ia lahir pada tahun 1842 di amerika dan meninggal pada tahun 1910. Ia belajar kedokteran di universitas harfat dan belajar psikologi di jerman.
James menyatakan bahwa konsep kebenaran yang diyakini yaitu tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri , terlepas dari akal tersebut. James juga menambahkan bahwa kebenaran ini adalah apabila berhasil, ketika kita tahu cara menindaklanjutinya.

3. John Dewey
Berpendapat bahwa kurikulum pendidikan harus dibuat atau dirancang sesuai dengan kenyataan yang ada.
Metode pembelajaran yang digunakan john dewey lebih memfokuskan keaktifan siswa.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun