Mie instan adalah makanan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup banyak orang di seluruh dunia. Di Indonesia, salah satu merek mie instan yang paling terkenal adalah Indomie. Namun, baru-baru ini, ada pesaing baru yang muncul dan berhasil merebut tahta yang biasanya dimiliki oleh Indomie. Siapakah pesaing ini? Jawabannya adalah "Mie Gaga."
Mie Gaga adalah merek mie instan yang muncul sebagai pesaing serius bagi Indomie dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum kita menggali lebih dalam tentang bagaimana Mie Gaga berhasil merebut tahta dari Indomie, mari kita lihat sedikit latar belakang tentang kedua merek ini.
Indomie: Raja Mie Instan di Indonesia Indomie telah lama menjadi raja di dunia mie instan Indonesia. Dikenal dengan berbagai varian rasa yang menggugah selera, harga terjangkau, dan kualitas yang dapat diandalkan, Indomie telah menjadi salah satu makanan instan favorit di Indonesia. Mereka telah membangun basis penggemar yang kuat dan memiliki sejarah panjang di pasar mie instan.
Mie Gaga: Munculnya Pesona Baru Mie Gaga adalah produk buatan PT jakarana tama . Produk ini segera menarik perhatian konsumen dengan kemasan yang menarik dan beragam rasa yang unik, termasuk rasa-rasa seperti Rendang, Sate, dan Ayam Geprek. Keunikan Mie Gaga adalah dalam menawarkan rasa yang lebih mirip dengan hidangan asli Indonesia daripada mie instan biasa.Perseteruan antara Mie Gaga dengan Indomie memang tengah menjadi perbincangan hangat karena ada isu kudeta di internal perusahaan.
Menariknya, isu ini terus berkembang hingga menyeret nama mantan Presiden Ri ke-2 yakni Soeharto dalam perseteruan Mie Gaga dan Indomie tersebut.
Disebut ada hubungan kemenangan PT Indofood menguasai Indomie dan menggeser pemilik brand Mie Gaga karena ada dukungan dari Soeharto.
Ini banyak dikutip dari artikelnya CNBC, kalau menurut mereka kenapa gaga bisa dipaksa jual 11 hak merknya dari Indomie, Chiki ke PT Indofood, karena pak Anthony Salim dekat dengan pak Suharto (Mfakhriyansyah, CNBC Indonesia 02 Januari 2023 09:42)
Isu adanya pengaruh orang nomor satu di masa orde Baru bisa jadi benar adanya, tetapi bisa aja ini terjadi karna sering sekali orang kalah negosiasi karna power.
Kalo kata pak Anthony Salim sendiri "banyak situasinya pecah, mitra mitranya berantem, dia harus ambil dari keping keping dan Djaja Cuma bisa diem." Uniknya, pas presiden Soeharto turun baru gugatan gugatannya keluar
Gugatan pertama
Djaja berani melakukan gugatan ke pengadilan negeri Jakarta Selatan dan menuntut ganti rugi sebesar Rp 620 miliar kepada Indofood, Anthony Salim, sudwi katmono, Ibrahim Risjad, dan djuhar Sutanto.